PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) berhasil mencatatkan pertumbuhan positif pada pendapatan prapenjualan (marketing sales) di sepanjang semester I/2025.
Di tengah tantangan sektor properti yang dinamis, emiten properti ini berhasil membukukan marketing sales senilai Rp881,5 miliar atau meningkat sekitar 10,5% dibandingkan capaian sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp796,3 miliar.
Kinerja marketing sales tersebut didorong oleh tingginya penjualan sejumlah proyek unggulan perusahaan antara lain Podomoro Park Bandung, Bukit Podomoro Jakarta, Podomoro Golf View, dan Podomoro City Deli Medan.
Proyek – proyek ini menjadi kontributor utama yang menopang capaian positif APLN dalam enam bulan pertama tahun ini.
Corporate Secretary APLN, Justini Omas menjelaskan keberhasilan perusahaan mencapai pertumbuhan penjualan properti didorong oleh usaha manajemen dalam mengoptimalkan kebutuhan pasar di berbagai wilayah.
Justini menyebut pihaknya terus mendorong penjualan properti di berbagai wilayah seperti Bandung dan Medan yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif.
Kebutuhan terhadap hunian dan properti yang masih tergolong tinggi di wilayah itu akan terus dioptimalkan oleh APLN dengan merilis produk-produk baru.
Selain itu, Sejumlah inisiatif telah dilakukan APLN untuk menjangkau konsumen lebih luas. Sebagai contoh, belum lama ini APLN telah menjalin kerjasama strategis dengan perusahaan konstruksi ternama, Shimizu Corporation Indonesia yang saat ini difokuskan di proyek Podomoro Park Bandung.
Kerja sama ini akan membuka kesempatan bagi kedua pihak untuk membangun kolaborasi yang lebih besar dalam proyek – proyek lainnya di masa depan.
Meski mencatat pertumbuhan di sisi marketing sales, kinerja keuangan APLN dari sisi pendapatan usaha mengalami penurunan.
Pada semester I/2025, total penjualan dan pendapatan usaha tercatat sebesar Rp1,68 triliun. Angka menyusut sebesar 10,5% secara tahunan dari Rp1,88 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh hilangnya kontribusi dari unit bisnis perhotelan, yakni Hotel Pullman Vimala Hills, yang telah resmi dilepas melalui divestasi pada 2024.
Dampaknya, pengakuan penjualan turun menjadi Rp1,06 triliun atau 8,8% lebih rendah dibandingkan Rp1,16 triliun tahun sebelumnya.
Diikuti dengan pendapatan berulang APLN yang juga menurun sebesar 13,1% secara tahunan atau yoy dari Rp 723,5 miliar pada semester I/2024 menjadi Rp629,0 miliar pada periode sama tahun ini.
Meski divestasi Hotel Pullman Vimala Hills berdampak langsung terhadap pendapatan APLN, manajemen menilai keputusan divestasi Hotel Pullman Vimala Hills sebagai langkah strategis yang dimana hasilnya justru memperkuat fundamental APLN mengingat dananya digunakan untuk membangun hotel baru di Bali dan juga melunasi sebagian utang
Dengan hasil kinerja semester pertama 2025 ini, APLN menunjukkan ketahanan dalam menjaga momentum pertumbuhan marketing sales meski harus berhadapan dengan tekanan pendapatan dari segmen lainnya.