PT Merdeka Battery Materials Tbk, salah satu perusahaan pertambangan nikel terbesar di Indonesia ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini tepatnya Selasa, 18 April 2023.
Merdeka Battery Materials berhasil mencatatkan (listing) perdana sahamnya di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham MBMA dan menjadi perusahaan tercatat ke – 34 di BEI pada tahun ini atau 2023.
Perihal adanya pencatatan saham ini diumumkan BEI melalui berita yang dirilis dalam laman resminya pada 18 April 2023.
Sebelum listing saham perdananya di BEI, MBMA telah melaksanakan masa penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) yang berlangsung dari 12 April sampai dengan 14 April 2023.
Selama masa IPO tersebut, Saham MBMA tercatat mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) sebesar 19,9 kali di porsi penjatahan terpusat. Besarnya minat investor terhadap saham MBMA ini membuat perusahaan menerbitkan tambahan sebanyak 549,9 juta saham baru.
Dalam IPO tersebut, MBMA diketahui menetapkan harga penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) sebesar Rp795 per saham dengan melepas sebanyak 11,5 miliar saham baru atau setara 10,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Dengan jumlah saham dan harga yang ditawarkan, MBMA berhasil meraup dana segar dari IPO ini sebesar Rp9,2 triliun.
– Sekitar 48 persen akan digunakan untuk pembayaran lebih awal seluruh pokok utang yang timbul berdasarkan perjanjian fasilitas berjangka sebesar 300 juta dolar AS. Utang tersebut dibayarkan kepada MDKA dan ING Bank N.V., cabang Singapura (ING Bank) dengan masing-masing sebesar 225 juta dolar AS dan 75 juta dolar AS melalui ING Bank sebagai agen.
– Sekitar 5% akan digunakan oleh perseroan untuk mengambil alih hak tagih sebesar 30 juta dolar AS yang timbul dari perjanjian fasilitas dukungan induk tanggal 23 Agustus 2022 yang diberikan oleh MDKA kepada PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI).
– Sekitar 1,5% akan digunakan untuk modal kerja antara lain untuk biaya karyawan, biaya jasa profesional, dan biaya keuangan
– Sekitar 8% akan dipinjamkan kepada MTI untuk digunakan membiayai sebagian kebutuhan belanja modal yang timbul dari pembangunan Proyek AIM I, yang dijadwalkan akan memulai produksi pada pertengahan kedua tahun 2023.
– Sekitar 14,0% akan dipinjamkan kepada PT Zhao Hui Nickel (“ZHN”) untuk digunakan sebagai modal kerja perusahaan dan membiayai sebagian kebutuhan belanja modal.
– Sekitar 5,5% akan dipinjamkan kepada PT Sulawesi Cahaya Mineral (“SCM”) untuk digunakan sebagai modal kerja.
– Dan sisanya akan digunakan untuk penyetoran modal kepada PT Merdeka Industri Mineral (MIN) yang kemudian selanjutnya akan digunakan untuk penyetoran modal dan pemberian pinjaman kepada PT Sulawesi Industri Parama (“SIP”) dengan masing-masing sebesar 50%.
Adapun untuk mendukung penawaran umum perdana sahamnya ini, MBMA menunjuk PT Indo Premier Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek Penawaran Umum Perdana (IPO/Initial Public Offering) saham ini.
Pada perdagangan saham perdananya, hasil pemantauan InfoBEI.com melaporkan saham berkode MBMA ini naik 125 poin atau sebesar 15,7 persen ke posisi Rp920 per saham dari harga penawaran sebesar Rp795 per saham.
Sekilas informasi dikutip dari laman E – IPO, PT Merdeka Battery Materials Tbk adalah salah satu pertambangan nikel terbesar di Indonesia.
PT Merdeka Battery Materials Tbk atau yang sebelumnya dikenal dengan nama PT Hamparan Logistik Nusantara) ini memiliki sumberdaya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel di Tambang Nikel Konawe milik SCM (Tambang SCM).
Perusahaan ini menargetkan posisi untuk menjadi salah satu pemain global terdepan yang terintegrasi secara vertikal dalam rantai nilai bahan baku strategis dan ke depannya dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik.