Di sepanjang paruh pertama tahun 2025, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) berhasil mengamankan kontrak baru senilai Rp 2,10 triliun.
Capaian ini menjadi sorotan penting di tengah tantangan kinerja keuangan yang tengah dihadapi perseroan.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Beton Tbk Yushadi mengungkapkan sebagian besar kontrak yang diperoleh berasal dari proyek-proyek infrastruktur, yang memberikan kontribusi sebesar 50,93%.
Diikuti oleh sektor industri yang menyumbang 23,31%, sektor kelistrikan sebesar 12,80%. Serta sektor properti, energi, dan pertambangan yang secara keseluruhan menyumbang sekitar 13% dari total nilai kontrak.
Dari sisi kepemilikan proyek, pelanggan swasta tercatat sebagai penyumbang terbesar dengan kontribusi mencapai 57,72%. Angka ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari sektor nonpemerintah terhadap layanan dan produk WTON.
Sementara itu, kontrak dari BUMN lain menyumbang 24,68%, disusul oleh induk usaha dan afiliasi dengan kontribusi sebesar 5,64%, serta proyek kerja sama operasi (KSO/JO) dengan kontribusi sebesar 11,96%.
Meskipun berhasil membukukan kontrak baru dalam jumlah signifikan, kinerja keuangan WTON pada paruh pertama tahun ini mengalami tekanan.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat hanya sebesar Rp 4,38 miliar. Angka ini merosot tajam sebesar 75,7% dibandingkan dengan perolehan laba bersih Rp 17,89 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan laba bersih tersebut sejalan dengan merosotnya pendapatan usaha perseroan. Dimana hingga akhir Juni 2025, pendapatan WTON tercatat sebesar Rp 1,56 triliun atau turun sebesar 28,6% dibandingkan capaian pada periode yang sama di tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 2,19 triliun pada Juni 2024.
Yushadi menjelaskan lini produk utama seperti beton pracetak dan beton segar (readymix) masih menjadi penopang utama pendapatan dengan kontribusi sebesar 87,57%. Sementara itu, segmen jasa konstruksi memberikan kontribusi positif sebesar 12,43%.
Meski menghadapi tekanan pendapatan dan laba, langkah WTON dalam mengamankan kontrak baru senilai lebih dari Rp 2 triliun memberikan sinyal optimisme bahwa perusahaan masih memiliki pijakan kuat untuk bangkit seiring strategi efisiensi dan peningkatan kinerja proyek yang terus digulirkan.