PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) menerima kunjungan resmi dari 14 delegasi Singapore Green Building Council (SGBC) yang dipimpin oleh CEO SGBC, Yvonne Soh, di Pabrik Produk Beton (PPB) Bogor pada 16 September 2025.
Kunjungan ini merupakan tonggak penting dalam kolaborasi konstruksi berkelanjutan Indonesia-Singapura, sekaligus menunjukkan adanya pengakuan internasional atas pencapaian gemilang WIKA Beton dalam meraih sertifikat Environmental Product Declaration (EPD) internasional dan peluncuran inovasi produk terbarunya bernama WIKA Beton Home (WHOME).
Pada kesempatan ini, SGBC menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap pencapaian bersejarah WIKA Beton sebagai produsen beton pertama di Indonesia yang meraih sertifikasi EPD internasional. Sertifikasi yang diverifikasi independen oleh Lembaga 2B Srl Italia ini mengacu pada standar ISO 14025 dan ISO 14040 guna memberikan transparansi penuh terhadap dampak lingkungan dari seluruh siklus hidup produk.

“Sertifikat EPD internasional yang kami raih bukan hanya pencapaian teknis, tetapi juga komitmen nyata WIKA Beton untuk mendukung target global dalam pengurangan emisi karbon,” ungkap Kuntjara, Direktur Utama WIKA Beton.
“Dengan inovasi berkelanjutan ini, kami berhasil mencapai potensi reduksi emisi karbon hingga 26,4%.”
Kunjungan ini juga menjadi momen istimewa bagi WIKA Beton untuk memperkenalkan inovasi produk terbarunya kepada SGBC, yakni WIKA Beton Home (WHOME). WHOME merupakan produk rumah pracetak modular yang diluncurkan pada Agustus 2025 yang menghadirkan solusi konstruksi cepat dengan waktu pemasangan hanya 48 jam tanpa memerlukan alat berat.
Yvonne Soh menyatakan apresiasi tinggi terhadap praktik produksi berkelanjutan yang diterapkan WIKA Beton. SGBC, yang telah berperan selama 20 tahun dalam perjalanan green building di Singapura dengan 2.590 bangunan bersertifikat Green Mark, melihat Indonesia sebagai mitra strategis dalam pengembangan teknologi konstruksi berkelanjutan kawasan Asia Tenggara.
Kehadiran SGBC ini menegaskan posisi WIKA Beton sebagai pionir konstruksi hijau di Indonesia sekaligus membuka peluang kolaborasi strategis dengan Singapura dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.