Emiten konstruksi pelat merah, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), menatap tahun buku 2026 dengan target pertumbuhan agresif. Perseroan membidik perolehan kontrak baru senilai Rp23,6 triliun, seiring dengan proyeksi pendapatan yang dipatok mencapai Rp16 triliun pada tahun depan.
Hingga September 2025, PTPP telah membukukan kontrak baru sebesar Rp16,68 triliun. Perolehan tersebut ditopang oleh proyek-proyek dari badan usaha milik negara (BUMN) yang berkontribusi sekitar 47%, disusul sektor swasta sebesar 29%, serta proyek pemerintah sebesar 24%. Capaian ini menjadi fondasi bagi perseroan dalam menyusun strategi ekspansi kontrak pada 2026.
Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad, dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta pada Kamis (18/12/2025), menyampaikan bahwa nilai kontrak baru perseroan pada tahun depan diproyeksikan berada di kisaran Rp23,5 triliun. Sejalan dengan itu, manajemen menargetkan pendapatan sebesar Rp16 triliun pada 2026, sementara proyeksi laba bersih masih dalam tahap evaluasi.
Dari sisi kinerja keuangan, hingga kuartal III/2025 PTPP mencatatkan pendapatan sebesar Rp10,73 triliun. Angka tersebut turun 23,33% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp14 triliun. Meski demikian, manajemen optimistis kinerja perseroan masih berada pada jalur yang telah direncanakan.
Untuk tahun berjalan, Novel memperkirakan PTPP mampu mengamankan sekitar 92% dari total target nilai kontrak baru hingga akhir Desember 2025. Optimisme ini didukung oleh masih adanya sejumlah tender berskala besar yang saat ini berada dalam tahap evaluasi dan menunggu penetapan pemenang.
Sementara itu, portofolio proyek luar negeri perseroan dilaporkan tetap berjalan sesuai jadwal. Salah satu proyek strategis tersebut adalah Malolos–Clark Railway Contract Package S-01 (CP S01) di Filipina, dengan nilai kontrak mencapai Rp3,16 triliun. Proyek perkeretaapian ini memiliki masa pelaksanaan jangka panjang, yang diperkirakan berlangsung hingga sekitar lima tahun.
Di dalam negeri, PTPP juga baru saja menandatangani kontrak pembangunan Sekolah Rakyat di Provinsi Bengkulu dengan nilai Rp501,99 miliar. Kontrak tersebut ditandatangani bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Prasarana Strategis selaku pemilik pekerjaan.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menjelaskan bahwa proyek Sekolah Rakyat Bengkulu dirancang dengan standar bangunan modern, aman, dan ramah lingkungan. Perseroan menerapkan pendekatan konstruksi terintegrasi, mulai dari penggunaan pondasi tiang pancang, struktur beton bermutu tinggi, sistem mechanical, electrical, and plumbing (MEP) yang efisien, hingga penyediaan fasilitas kawasan yang mendukung kegiatan belajar mengajar.
PTPP menargetkan proyek tersebut dapat diselesaikan dalam waktu 240 hari kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), kemudian dilanjutkan dengan masa pemeliharaan selama 180 hari kalender. Dengan kombinasi proyek strategis di dalam dan luar negeri, PTPP optimistis dapat menjaga kesinambungan kinerja sekaligus memperkuat portofolio bisnisnya pada tahun-tahun mendatang.









































