PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memutuskan untuk fokus membidik pasar segmen usaha kecil menengah (UKM) serta mendongkrak margin keuntungan bersih (NIM) agar menjadi sumber kinerja baru bagi perseroan. Strategi ini diprediksi mampu mendorong pertumbuhan NIM Bank Mandiri menjadi 5,2% dan CASA diperkirakan tetap kuat tahun depan.
Upaya ini turut diperhatikan oleh BRI Danareksa Sekuritas yang merevisi naik target harga saham BMRI dari Rp 9.500 menjadi Rp 10.500 dengan rekomendasi dipertahankan beli. Target harga tersebut juga berdampak pada perkiraan PBV tahun 2023 sebesar 2,1 kali.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri, dikutip dari investor.id, mengatakan bahwa Bank Mandiri mulai merambah ke sektor korporasi ke segmen ritel, seperti komersial, UKM, mikro, dan anak usaha. Dua anak usaha perseroan yang dipasang untuk langkah ini di antaranya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Bank Mantap.
Perseroan, menurutnya, masuk lewat rantai pasok sejumlah perusahaan. Strategi ini ditaksir membuat kontribusi kredit nonkorporasi bertumbuh menjadi 65,5% tahun 2023, dibandingkan periode hingga akhir Juni 2022 sekira 64,1%.
Terkait CASA BMRI, Eka Savitri mengungkapkan kemungkinan tetap kuat sampai paruh kedua tahun ini. Hal ini akan berimplikasi terhadap biaya dana (CoF) yang relatif rendah. Perseroan juga didukung dengan antusiasme pengguna aplikasi Livin yang telah mencapai 12 juta pengguna setelah satu tahun diluncurkan.
BRI Danareksa Sekuritas memprediksi peningkatan laba bersih BMRI di angka Rp34,89 triliun pada tahun ini dan meningkat ke Rp39,66 triliun pada 2023 dibandingkan tahun lalu Rp28,02 triliun. PPOP juga ditaksir meningkat menjadi Rp67,67 triliun pada 2022 dan terus bertumbuh menjadi Rp74,1 triliun pada 2023 dibandingkan 2021 senilai Rp57,98 triliun.