PT TBS Energi Utama Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara dengan kode saham TOBA ini menyampaikan komitmennya untuk terus berupaya melakukan transisi bisnis energi hijau yang fokus pada energi terbarukan (EBT) dan kendaraan listrik.
Guna menjalankan komitmen tersebut, Direktur Utama TBS Energi Utama Dicky Yordan menyebut pihaknya menargetkan investasi mencapai US$500 juta, atau sekitar Rp7,5 triliun (kurs Jisdor Rp15.119 per US$) hingga 2025 pada EBT dan kendaraan listrik.
Tahun ini, Emiten yang dikomandoi Emiten Pandu Sjahrir tersebut menargetkan belanja modal sebesar US$35 juta yang dimana sebagian besar akan dialokasikan untuk bisnis kendaraan listrik dan bisnis energi terbarukan sejalan dengan komitmen green energy perusahaan.
Untuk sektor energi baru dan terbarukan (EBT), perseroan terus melihat peluang dalam mencari proyek-proyek potensial dan aset brownfield atau operasional dengan fokus pada proyek pembangkit listrik tenaga air, angin, tenaga surya.
TOBA melalui anak usahanya mengalami kemajuan positif dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH) berkapasitas 6 MW dan on-track untuk mencapai commercial operations data (COD) pada Juni 2024.
Sementara untuk bisnis kendaraan listrik, TOBA terus melanjutkan uji coba Electrum yang sudah berjalan dengan baik. Menurutnya, saat ini kendaraan listrik perseroan sedang menyelesaikan penilaian rencana bisnis serta mitra teknologi untuk peluncuran massal.
Dengan demikian, Dicky menyebut pihaknya meyakini upaya tersebut bisa berjalan lancar sehingga dapat mencapai target carbon neutrality pada tahun 2030.
Sebagai langkah awal, TOBA telah mengukur dan melaporkan baseline emisi gas rumah kaca TBS untuk dimonitor setiap tahunnya sampai dengan tahun 2030.
Untuk mencapai target carbon neutrality di tahun 2030, Dicky menyebut pihaknya juga akan terus menginvestasikan pendapatan ke sektor-sektor energi baru dan terbarukan, termasuk kendaraan listrik dan juga sektor-sektor lainnya seperti pembangkit listrik tenaga air, angin dan tenaga surya.
Tercatat hingga semester I-2022, TOBA membukukan pendapatan sebesar USD279,5 juta yang dimana angka itu naik sebesar 48% dari realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar USD188,8 juta.
Sejalan dengan pendapatan, laba bersih juga turut meningkat sebesar 70,7% menjadi sebesar USD51,2 juta hingga Juni 2022. Peningkatan pendapatan utamanya didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 82,5%, serta mulai beroperasinya PLTU Sulut-3 dan Sulbagut-1 secara penuh yang telah mencapai COD masing-masing pada bulan Juli dan Desember 2021.