PT Hillcon Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pertambangan dan konstruksi ini berencana mencatatkan sahamnya di pasar modal Tanah Air melalui Penawaran Umum Perdana atau Intial Public Offering (IPO) pada bulan depan atau Februari 2023.
Rencana ini melanjutkan proses IPO yang sempat tertunda di tahun 2022 lalu lantaran adanya gugatan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang dihadapi oleh anak usahanya.
Dalam propektus yang dirilis melalui laman e-IPO, Hillcon berencana akan memulai Masa Penawaran Umum pada 9 – 13 Februari 2023.
Oleh karena itu, perseroan saat ini tengah melaksanakan masa penawaran awal atau book building dengan kisaran harga Rp1.250 hingga Rp2.000 yang berlangsung dari 12 Januari sampai dengan 26 Januari 2023 mendatang.
Dalam aksi korporasi ini, Perseroan melepas sebanyak 442.300.000 (empat ratus empat puluh dua juta tiga ratus ribu) saham baru atau setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Dengan jumlah saham dan harga yang ditawarkan tersebut, Perseroan diperkirakan berpotensi meraup dana segar hingga mencapai Rp884 miliar dalam aksi korporasi ini.
Seluruh dana hasil IPO ini akan digunakan Hillcon untuk memberikan pinjaman kepada anak usaha, yakni PT Hillconjaya Sakti.
Dari dana yang dipinjamkan tersebut, PT Hillconjaya Sakti akan menggunakannya dengan rincian sebesar 55% untuk modal kerja terkait dengan biaya produksi penambangan. Termasuk biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat berat.
Kemudian sisanya sebesar 45% akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional di sektor nikel seperti alat berat (main fleet dan supporting fleet) beserta sarana penunjang lainnya.
Berikut perkiraan jadwal IPO saham Hillcon (HILL) :
– Masa Penawaran Awal : 12 – 26 Januari 2023
– Perkiraan Tanggal Penjatahan : 13 Februari 2023
– Perkiraan Tanggal Efektif : 7 Februari 2023
– Perkiraan Tanggal Distribusi Saham : 14 Februari 2023
– Perkiraan Masa Penawaran Umum : 9 – 13 Februari 2023
– Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham : 15 Februari 2023
Guna memuluskan jalannya rencana aksi korporasi ini, Hillcon menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas Indonesia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek Perseroan, serta Macquarie sebagai Penjamin Emisi Efek.
Direktur Utama Hillcon, Hersan Qiu menjelaskan bahwa Rencana IPO ini merupakan bagian dari upaya mengembangkan bisnis, menciptakan nilai yang optimal bagi perusahaan dan stakeholder demi mewujudkan ekosistem industri nikel Indonesia dan global.
Melalui IPO ini, Hillcon juga dapat ikut berkontribusi memperkuat industri nikel di Indonesia. Pasalnya, Hersan menilai bahwa Hillcon memiliki potensi pertumbuhan yang baik seiring dengan perkembangan teknologi sehingga dapat memantapkan posisinya menjadi salah satu pemain utama industri nikel di Indonesia.
Terlebih lagi, Hillcon kini juga memiliki ekosistem bisnis nikel yang lengkap seiring dengan pertumbuhan penjualan mobil listrik dan peningkatan konsumsi nickel metal industri baterai.
Dengan demikian, Hersan berharap Hillcon mampu menggaet investor untuk berinvestasi di Indonesia guna memperkuat perekonomian nasional dan pembukaan lapangan kerja.
Saat ini, Calon emiten yang bergerak di kontraktor tambang nikel dengan kode saham HILL ini telah beroperasi di sejumlah lokasi yaitu di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara.
Hal ini memungkinkan Perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di berbagai lokasi di seluruh wilayah Indonesia. Lantaran adanya jangkauan geografis ini memberikan Hillcon kemampuan untuk menyebarkan sumber daya ke proyek-proyek baru di seluruh negeri dengan lebih cepat serta meningkatkan keunggulan kompetitifnya dalam memenangkan proyek-proyek baru.
Sebagai informasi, konsumsi nikel dunia naik menjadi 2,8 juta ton atau tumbuh sebesar 17,2% pada tahun 2021 lalu. Pertumbuhan konsumsi nikel di tahun 2021 tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 lalu yang hanya tumbuh sebesar 0,6%. Sebanyak 1,96 juta ton nickel metal (69%) dikomsumsi oleh Industri Baja Stainless.
Indonesia sebagai produsen nikel terbesar dunia memiliki 950 ribu ton nickel metal pada 2021, atau sebesar 35% dari total produksi nikel dunia.
Tak hanya itu, Indonesia juga disebut memiliki cadangan terbukti nikel terbesar di dunia. Indonesia memiliki 22% cadangan terbukti nikel atau mencapai 21 juta ton nickel metal. Sementara untuk cadangan terkira sendiri menurut ESDM mencapai 41 juta ton nickel metal.
Berdasarkan laporan keuangan terakhir yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Hillcon mengalami pertumbuhan pendapatan yang signifikan hingga September 2022. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan produksi pertambangan.
Hillcon berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,17 triliun per September 2022. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 68,22% dibandingkan periode sama tahun 2021 lalu yang hanya sebesar Rp1,29 triliun.
Selain itu, Hillcon juga mencatatkan kenaikan laba kotor mencapai Rp579,1 miliar per September 2022. Angka ini naik melesat sebesar 10,39% dibandingkan periode sama tahun 2021 lalu yang hanya sebesar Rp524,6 miliar.
Adapun total aset Hillcon meningkat 28,75% dari Rp2,40 triliun per September 2021 menjadi Rp3,09 triliun per September 2022.
Sekilas informasi, PT Hillcon Tbk merupakan perusahaan holding, aktivitas konsultasi manajemen serta jasa pertambangan dan jasa konstruksi melalui anak usahanya. Hillcon memiliki pengalaman yang tinggi sebagai kontraktor pertambangan batubara dan mineral, kontraktor sipil, pekerjaan tanah, konstruksi daerah sungai, dan bendungan.