PT Hillcon Tbk (HILL), salah satu perusahaan kontraktor pertambangan nikel terbesar di Indonesia ini berencana akan memperluas pangsa pasarnya di sektor pertambangan nikel dalam beberapa tahun yang akan datang.
Bahkan manajemen Hillcon pun optimistis komposisi pendapatan perusahaan yang diperoleh dari tambang nikel akan lebih dominan dibandingkan batubara dalam dua tahun hingga tiga tahun ke depan.
Dengan demikian dapat diartikan apabila saat ini komposisi pendapatan HILL masih didominasi dari sektor batubara maka di beberapa tahun yang akan datang yakni tahun 2024-2025, kontribusi pertambangan nikel diyakini akan terus meningkat mencapai 50% lebih mendominasi komposisi pendapatan perusahaan.
Direktur Utama Hillcon Hersan Qiu menjelaskan bahwa Hillcon sebagai jasa kontraktor pertambangan ini telah masuk ke bisnis pertambangan nikel sejak tahun 2013 silam.
Selain melihat prospek bisnis yang cerah, salah satu yang menjadi alasan Hillcon semakin fokus pada pertambangan nikel karena Indonesia merupakan salah satu negara produsen nikel terbesar di dunia yang saat ini sedang agresif melakukan hilirisasi nikel.
Semakin gencarnya hilirisasi nikel di Indonesia untuk mendukung transisi energi ini pun turut membuat pembangunan smelter nikel semakin ramai yang secara otomatis ini juga akan menyebabkan permintaan nikel ikut meningkat.
Menanggapi hal ini, Hersan meyakini bahwa Hillcon berada di posisi yang tepat untuk memanfaatkan permintaan tersebut. Bahkan Hersan memperkirakan permintaan nikel khususnya kadar rendah (limonite) ) akan semakin tinggi karena ramainya pembangunan smelter High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.
Dari sisi operasionalnya, Hersan menyebut bahwa hillcon membidik realisasi volume produksi nikel mencapai 20 juta ton pada tahun ini atau naik dua kali lipat dari realisasi volume produksi nikel di tahun 2022 lalu yang hanya sebesar 9,6 juta ton.
Dengan adanya penambahan volume produksi ini, maka market share HILL dipercaya juga akan ikut terdongkrak menjadi 17% pada tahun ini.
Adapun dari sisi kinerja keuangan pada tahun ini, Hillcon memproyeksikan kenaikan pendapatan hingga lebih dari 80% secara tahunan atau naik mencapai Rp 6 triliun hingga Rp 7 triliun dari pendapatan sebelumnya di tahun 2022 lalu yang hanya menyentuh angka Rp 3,2 triliun
Dari target pendapatan tersebut, laba bersih diproyeksikan dapat mencapai Rp 700 miliar hingga Rp 750 miliar di sepanjang tahun ini.
Guna menunjang kenaikan kinerja yang signifikan di tahun ini, Hersan menyebut bahwa terdapat tiga proyek baru yang akan dikerjakan HILL. Dimana tiga proyek baru ini menambah total proyek yang akan digarap Hillcon tahun ini menjadi 11 proyek
Sebelumnya di akhir tahun 2022, HILL telah menandatangani Letter of Intent (LOI) dengan Sarana Mineralindo Perkasa (SMP) pada 2 Desember 2022 dan Adhi Kartiko Pratama (AKP) pada 5 Desember 2022.
Melanjutkan komitmen tersebut, HILL saat ini telah memobilisasi alat berat ke tambang nikel milik Adhi Kartiko Pratama di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara yang dimana proyek ini akan mulai dilakukan pengerjaannya pada Maret 2023 mendatang.
Secara bisnis, Hersan menilai jasa pertambangan nikel cenderung membutuhkan margin yang lebih tinggi dibandingkan jasa pertambangan lainnya mengingat sifatnya yang lebih kompleks.
Oleh karena itu kedepannya, Hersan menyebut pihaknya berencana untuk meningkatkan fokus dalam sektor jasa pertambangan nikel dengan cara menambah proyek – proyek baru.