PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang produsen baja dengan kode saham KRAS ini optimis permintaan baja domestik semakin melonjak ditengah gencarnya proyek swasta yang dibangun di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Untuk mendukung peningkatan permintaan yang signifikan pada proyek IKN, Direktur Komersial KRAS Akbar Djohan menekankan pentingnya memperkuat pengembangan industri baja untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.
Dalam pembangunan IKN, KRAS sebelumnya diketahui telah berkontribusi dengan menyuplai 1.550 metrik ton pelat baja untuk memenuhi kebutuhan pembangunan Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara (IKN) yang mencapai kurang lebih sebesar 3.000 metrik ton.
Adapun suplai pelat baja Krakatau Steel tersebut diproduksi melalui Krakatau Posco sesuai dengan spesifikasi SPAH berdasarkan requirement yang dibutuhkan.
Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo mengungkapkan bahwa pelat baja yang disuplai tersebut akan digunakan untuk memproduksi instalasi desain Garuda di lokasi Istana Kepresidenan IKN.
Melalui pengiriman pelat baja ini, Purwono menyebut Krakatau Steel siap mendukung secara optimal kebutuhan suplai material baja untuk artistik Istana Kepresidenan maupun konstruksi dan infrastruktur penunjang lainnya di IKN.
Sebagai informasi, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang produksi baja.
Didirikan sejak tahun 1970, perusahaan ini terkenal sebagai perusahaan baja terbesar di Indonesia yang beroperasi di Cilegon, Banten.
Dengan kapasitas produksi yang mencapai 3,15 juta ton per tahun, PT Krakatau Steel memproduksi sejumlah produk unggulan seperti Baja Lembaran Panas, Baja Lembaran Dingin, dan Baja Batang Kawat.
Melalui anak usahanya, PT Krakatau Steel juga memproduksi berbagai jenis produk baja untuk sektor industri khusus seperti Pipa Spiral, Pipa ERW, Baja Tulangan, dan Baja Profil.
Mengutip dari CNBC Indonesia, KRAS memiliki anak usaha yang terdiri dari
PT Krakatau Wajatama (manufaktur baja dan tulangan)
PT Krakatau Daya Listrik (distributor dan penghasil listrik)
PT KHI Pipe Industries (manufaktur pipa baja)
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (real estate dan hotel)
PT Krakatau Engineering (rekayasa dan konstruksi)
PT Krakatau Bandar Samudera (pengelolaan pelabuhan)
PT Krakatau Tirta Industri (distributor dan pengolahan air)
PT Krakatau Medika (pelayanan kesehatan)
PT Krakatau Information Technology (teknologi informasi)10. PT Meratus Jaya Iron & Steel (manufaktur besi dan baja)
PT Krakatau National Resources (industri pengolahan hasil tambang)
Berdasarkan laporan keuangan yang terakhir dirilis, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatatkan kinerja keuangan kurang memuaskan di sepanjang semester I/2023. Hal itu terlihat dari tekanan baik dari sisi bottom line maupun top line perseroan.
Emiten industri logam dan mineral pelat merah ini mencatatkan rugi bersih sebesar USD37,39 juta atau setara dengan Rp560,88 miliar pada sepanjang semester I/2023.
Kondisi ini memburuk dibandingkan periode sama tahun lalu yang membukukan laba bersih senilai USD78,65 juta. Hal ini dipicu atas peningkatan beban keuangan bersamaan dengan penurunan pendapatan.
Penurunan laba bersih tersebut sejalan dengan terkoreksinya pendapatan perseroan yang turun sebesar 26,43% secara tahunan (yoy) menjadi US$984,63 juta atau setara dengan Rp14,77 triliun
Pendapatan tersebut turun dari yang sebelumnya sebesar US$1,34 miliar atau setara Rp19,87 triliun per Semester 1/2022.