/Bangun Data Center, DCI Indonesia (DCII) Siapkan Capex Hingga Rp1 Triliun Tahun Ini
Dok. PT DCI Indonesia
Dok. PT DCI Indonesia

Bangun Data Center, DCI Indonesia (DCII) Siapkan Capex Hingga Rp1 Triliun Tahun Ini

Emiten terafiliasi Grup Salim, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) telah menyiapkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) maksimal Rp 1 triliun untuk tahun 2025.

Direktur Keuangan DCI Indonesia Evelyn menjelaskan sebagian besar capex tersebut akan digunakan untuk pembangunan gedung data center JK6 di kompleks DCI Cibitung yang tengah memasuki tahap akhir dan akan segera beroperasi pada semester pertama tahun ini.

Menurut Evelyn, investasi di JK6 menjadi prioritas utama karena gedung ini akan meningkatkan kapasitas layanan DCI secara signifikan hingga 36 MW.

Selain untuk pembangunan gedung data center JK6, dana ini juga akan digunakan untuk mendukung ekspansi bisnis DCII melalui pembangunan pusat data (data center) baru di Surabaya, Jawa Timur.

Direktur DCII, Evelyn, menjelaskan bahwa fasilitas data center di Surabaya tersebut akan memiliki kapasitas sebesar 9 megawatt (MW).

Langkah ekspansi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam memperkuat infrastruktur digital nasional.

Ekspansi ini diyakini akan mendukung pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan di sepanjang tahun 2025.

DCII menargetkan pertumbuhan dua digit (double digit growth) pada pendapatan (revenue), EBITDA, serta laba bersih pada tahun buku 2025.

Sebagai informasi. Total kapasitas DCII saat ini mencapai 119 MegaWatt (MW) yang berasal dari data center di Cibitung, Karawang dan Jakarta. DCII telah memiliki lebih dari 207 pelanggan.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2025, DCII membukukan pendapatan sebesar Rp 773,55 miliar. Angka ini melesat 118,26% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari yang sebelumnya sebesar Rp 354,41 miliar.

Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk DCII per Maret 2025 juga turut mengalami pertumbuhan sebesar 193,72% secara tahunan dari yang sebelumnya Rp 142,6 miliar menjadi Rp 418,84 miliar.