PT Indo Tambangraya Megah Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara dengan kode saham ITMG ini berhasil mencatatkan kontrak penjualan batu bara sebesar 88 persen per Juni 2023 dari target penjualan tahun ini yang mencapai sekitar 21,5 juta-22 juta ton.
Seperti diketahui, ITMG menargetkan volume produksi sebesar 16,6 juta-17 juta ton dengan volume penjualan sebesar 21,5 juta – 22,2 juta ton pada tahun ini.
Dari target volume penjualan tersebut, Direktur Utama Indo Tambangraya Megah Mulianto menyebut sebanyak 56 persen diantaranya harga jual telah ditetapkan, sebesar 32 persen mengacu pada indeks harga batu bara, sedangkan sisa sebesar 12 persen belum terjual.
Hingga semester I/2023, ITMG mencatatkan volume produksi batu bara 8,2 juta ton atau naik sebesar 6% dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya.
Direktur Utama Indo Tambangraya Megah mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut melampaui target yang dipasang managemen karena didukung oleh kondisi cuaca yang bersahabat serta manajemen operasional yang baik.
Selain mencatatkan pertumbuhan volume produksi, ITMG juga membukukan pertumbuhan volume penjualan sebanyak 9,9 juta ton atau naik sebesar 22% dari volume penjualan pada periode yang sama tahun lalu yang tercatat hanya 8,1 juta ton.
Hingga paruh pertama tahun ini, ITMG membukukan volume penjualan batu bara sebanyak 9,9 juta ton yang dipasarkan ke China (3,6 juta ton), Indonesia (2,2 juta ton), Jepang (0,9juta ton), Filipina (0,8 juta ton), Thailand (0,5 juta ton) dan negara-negara lain di Asia Pasifik, dan Eropa.
Meskipun volume produksi tumbuh, harga rata-rata penjualan batu bara justru turut mengalami penurunan sehingga menyebabkan tekanan terhadap kinerja keuangan.
Harga rata-rata penjualan batu bara yang diperoleh pada paruh pertama tahun ini turun hingga US$130,6 per ton dari yang sebelumnya sebesar US$175,1 per ton, sehingga menekan kinerja keuangan perusahaan.
Tak hanya harga rata – rata penjualan, laba bersih ITMG juga turun sebesar 33 persen menjadi menjadi US$306,7 juta atau Rp4,61 triliun di semester I/2023 dibandingkan dengan capaian laba bersih di paruh pertama 2022 yang tercatat sebesar US$460,68 juta.
Adapun penurunan laba bersih juga diikuti dengan penurunan pendapatan ITMG sebesar US$1,3 miliar dengan laba kotor sebesar US$458 juta, dan marjin laba kotor sebesar 35 persen.
Sebagai informasi, PT Indo Tambangraya Megah Tbk adalah salah satu perusahaan energi Indonesia dengan lingkup usaha yang terintegrasi mulai dari kegiatan penambangan, pengolahan, dan logistik.
Didirikan pada tahun 1987 silam, perusahaan ini menjalankan bisnis utama di bidang operasi pertambangan batubara dan penjualan batubara.
Selain itu, ITMG juga menjalankan kegiatan pendukung seperti operasional terminal batubara beserta fasilitas pelabuhan muat dan operasional pembangkit listrik, serta kontraktor pertambangan.
Melansir dari laman Wikipedia, ITMG saat ini memiliki 18 anak usaha untuk mendukung kegiatan bisnisnya yang diantaranya adalah :
PT Indominco Mandiri
PT Trubaindo Coal Mining
PT Jorong Barutama Greston
PT Kitadin
PT Bharindo Ekatama
PT ITM Indonesia
PT Tambang Raya Usaha Tama
PT ITM Batubara Utama
PT ITM Bhinneka Power
PT ITM Energi Utama
PT Gasemas
PT Tepian Indah Sukses
PT Nusa Persada Resources
PT Energi Batubara Perkasa
PT Sentral Mutiara Energy
PT Graha Panca Karsa
PT Cahaya Power Indonesia
PT Nusantara Timur Unggul
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, PT Indo Tambangraya Megah Tbk telah mencatatkan saham perdananya dengan kode saham ITMG di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 Desember 2007.