PT Bayan Resources Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pertambangan batu bara dengan kode saham BYAN ini menargetkan produksi batu bara mencapai di atas 45 juta ton pada tahun depan. Angka ini meningkat bila dibandingkan produksi batu bara perseroan tahun ini yang hanya berada di bawah 40 juta ton.
Namun Direktur dan Chief Development Officer Bayan Resources Russell Neil menyebut bahwa pihaknya belum bisa merinci berapa persisnya angka produksi batubara yang direncanakan tersebut.
Sebagai pembanding, BYAN mencanangkan rencana produksi dan volume penjualan batubara masing-masing sebesar 37 juta – 39 juta ton batubara di sepanjang tahun 2022.
Dengan rencana produksi dan tersebut, BYAN menargetkan pendapatan US$ 3,2 miliar – US$ 3,4 miliar dengan asumsi harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) US$ 85 per ton – US$ 90 per ton.
Direktur dan Chief Development Officer Bayan Resources Russell Neil menyebut bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun budget untuk tahun 2023.
Adapun target pendapatan dan laba bersih BYAN yang masih dalam persiapan, Neil menyebut BYAN belum bisa memberikan informasi soal proyeksi ataupun target kinerja pendapatan dan laba yang diincar dengan rencana produksi tahun 2023.
Namun untuk asumsi harga batu bara pada tahun depan, Direktur BYAN Jenny Quantero mengungkapkan bahwa BYAN mengambil asumsi harga batu bara yang lebih konservatif pada tahun 2023 bila dibandingkan dengan tahun ini.
Dengan demikian, Jenny memperkirakan harga jual rata-rata batu bara perusahaan di sepanjang tahun 2023 akan lebih rendah dibandingkan tahun 2022.
Sebagai informasi, PT. Bayan Resources Tbk (BYAN) adalah produsen batu bara di Indonesia yang berlokasi di kalimantan timur dan selatan. Perusahaan ini memproduksi batubara mulai dari batu bara kokas semi lunak hingga batu bara sulfur ramah lingkungan, batu bara sub-bituminous. Perusahaan ini didukung oleh anak perusahaannya yang bergerak di bidang batubara.