PT Bukalapak.com Tbk, salah satu perusahaan unicorn Indonesia yang bergerak di bidang perdagangan elektronik (e-commerce) dengan kode saham BUKA ini menargetkan pertumbuhan pendapatan mencapai Rp4,25 triliun hingga Rp4,75 triliun di sepanjang tahun ini atau 2023.
Jumlah yang ditargetkan tersebut sekitar 35 persen lebih tinggi dibandingkan pencapaian pendapatan di sepanjang tahun 2022 lalu yang tercatat hanya sebesar 3,61 triliun.
Pada kuartal I/2023, Bukalapak Teddy Nuryanto Oetomo menyampaikan bahwa BUKA telah berhasil meraih pendapatan sekitar Rp1 triliun atau sekitar 22 persen dari target pendapatan yang dicanangkan bukalapak tahun ini.
Adapun realisasi pendapatan yang diperoleh ini tercatat tumbuh sebesar 27,68 persen dibandingkan perolehan pendapatan BUKA di periode yang sama pada tahun sebelumnya (Kuartal I/2022) yang hanya sebesar Rp 787,91 miliar.
Pendapatan tersebut diperoleh dari segmen mitra online maupun offline sebesar Rp515,18 miliar, BukaPengadaan dengan kontribusi sebesar Rp7,9 miliar, dan segmen marketplace sebesar Rp517,02 miliar.
Adapun mencatatkan kerugian Rp1 triliun pada kuartal I/2023. Kerugian tersebut berbalik dari laba Rp14,55 triliun pada periode sama di tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), kerugian Bukalapak disebabkan oleh nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi di segmen marketplace yang berbalik rugi menjadi Rp783,73 miliar dari tahun sebelumnya yang mencetak laba Rp15,49 triliun.
Dalam keterangan resminya, Bukalapak menjelaskan bahwa kinerja yang berbalik rugi itu disebabkan karena pada kuartal I/2022 perseroan mendapatkan laba yang substansial dari nilai investasi di PT Allo Bank Tbk. (BBHI).