Emiten energi dan teknologi Grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih di sepanjang kuartal III/2023 meski pendapatan tercatat mengalami penurunan.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023 yang dikutip pada Jumat (1/12/2023), DSSA mencetak pendapatan sebesar US$4,09 miliar atau setara dengan Rp63,39 triliun (Kurs jisdor Rp15.487 per dolar AS).
Capaian pendapatan ini menurun sebesar 1,49 persen dibandingkan capaian di periode sama pada tahun 2022 lalu yang sebesar US$4,15 miliar.
Pendapatan usaha DSSA tersebut diperoleh dari pertambangan dan perdagangan batu bara yang menyumbang pendapatan sebesar US$3,80 miliar atau turun dari kuartal ketiga 2022 yang senilai US$3,94 miliar.
Kemudian dari perdagangan bersih yang menyumbang pendapatan sebesar US$188,06 juta, penyediaan TV kabel dan internet dengan pendapatan sebesar US$65,18 juta, penyediaan tenaga uap dan listrik dengan pendapatan sebesar US$30,93 juta dan pendapatan lain-lain sebesar US$675.953.
Meski pendapatan turun, Beban pokok penjualan DSSA tercatat meningkat sebesar 2,59% menjadi US$2,36 miliar dari posisi sebelumnya sebesar US$2,30 miliar di kuartal yang sama pada tahun lalu.
Laba kotor perseroan pun turun menjadi US$1,72 miliar dari posisi kuartal sama tahun lalu US$1,85 miliar. Adapun, laba usaha menurun menjadi US$1,06 miliar dari posisi US$1,21 miliar.
Meski begitu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 7,76% menjadi US$375,82 juta atau setara dengan Rp5,82 triliun, dibandingkan capaian di kuartal III/2022 yang hanya sebesar US$348,74 miliar.
Namun di sisi lain, jumlah liabilitas perseroan pada kuartal III/2023 turun dari posisi akhirnya di tahun 2022.
Jumlah liabilitas tersebut tercatat menurun dari posisi US$3,43 miliar menjadi US$997,53 juta dengan rincian yakni jumlah liabilitas jangka pendek sebesar US$675,38 juta atau turun dari posisi US$1,66 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar US$322,15 juta atau turun dari posisi US$1,77 miliar pada akhir tahun lalu.
Selain itu, Ekuitas perseroan juga ikut mengalami penurunan menjadi US$1,58 miliar dari posisi US$2,99 miliar. Adapun, jumlah aset DSSA turun menjadi US$2,58 miliar dari posisi US$6,43 miliar pada akhir tahun lalu.
Rinciannya, Jumlah aset tidak lancar turun menjadi US$1,45 miliar dari posisi sebesar US$4,16 miliar dan aset lancar turun menjadi US$1,13 miliar dari posisi US$2,26 miliar.