Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Pandu Sjahrir menegaskan bahwa penyelenggara perusahaan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) perlu mengedepankan pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat ditengah penggunaan layanan keuangan yang semakin meluas.
Pandu mengungkapkan bahwa Fintech selama 5 tahun terakhir mengalami perkembangan yang luar biasa, bahkan banyak sekali inovasi baru yang bermunculan selama 6 bulan terakhir baik dalam sektor industrialisasi, manufaktur dan perumahan.
Bahkan potensi pasar fintech menyangkut seluruh ekonomi yang ada seperti halnya yang lebih menarik lagi yaitu penggunaan fintech pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sampai dengan Business to Business (B2B).
Melihat potensi pasar fintech yang begitu besar, Pandu menyebut menjaga kepercayaan dinilai menjadi tantangan yang besar bagi penyelenggara. Dengan demikian, Pandu mengingatkan tata kelola dan manajemen risiko harus menjadi fokus utama para penyelenggara fintech.
“Ini tantangan besar, kalau potensi itu given, jadi saya harapkan kepercayaan dibangun,” katanya.
Di samping itu, pandu juga berharap adanya regulasi seperti RUU Perlindungan Data Pribadi yang nantinya akan membantu industri fintech untuk mengatasi isu-isu yang dapat merusak kepercayaan masyarakat, seperti kebocoran data nasabah.
“Market berkembang sangat cepat, pasti ada satu dua yang tidak sempurna. Ini sangat dinamis, tapi mindset adalah jaga kepercayaan. Undang-undang privasi itu bisa bantu support itu,” tutur Pandu.