PT Hillcon Tbk (HILL), salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi sipil dan pertambangan nikel serta batu bara ini tak lama lagi akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perusahaan kontraktor pertambangan nikel terbesar di Indonesia ini berencana memulai masa penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan periode penawaran yang diperkirakan akan berlangsung dari 17 – 21 Februari 2023.
Dalam IPO-nya yang akan digelar dalam waktu dekat ini, Hillcon telah menetapkan harga pelaksanaan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham sebesar Rp 1.250 dengan melepas sebanyak 442 juta lembar saham atau 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Dengan jumlah saham dan harga yang ditawarkan, calon emiten berkode saham HILL berpotensi meraup dana segar dari IPO sebesar Rp552 Miliar. Rencananya seluruh dana IPO yang diperoleh tersebut sebesar 45% diantaranya akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) yang terdiri atas pembelian alat berat untuk mendukung kegiatan operasional dalam bisnis kontraktor pertambangan. Sementara dana yang tersisa rencananya akan digunakan untuk modal kerja.
Adapun total anggaran belanja modal atau Capex yang ditargetkan Hillcon pada tahun ini yaitu mencapai Rp1 triliun.
Direktur Utama Hilconn Hersan Qiu menjelaskan bahwa harga pelaksanaan IPO tersebut ditetapkan setelah perseroan berhasil menuntaskan masa book building yang berlangsung pada 12 Januari-3 Februari 2023 lalu.
Harga pelaksanaan tersebut dinilai cukup menarik karena merefleksikan PER 4,2 kali berdasarkan panduan laba bersih tahun ini. Sebagai perbandingan, PER saham-saham nikel yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) rata-rata di atas 20 kali.
Selama masa book building, perusahaan juga mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) saham sebanyak 1,3 kali yang didominasi pembeli saham dari investor institusi dengan horizon investasi jangka panjang.
Hersan Qiu menilai bahwa tingginya minat investor pada saham Hillcon selama masa book building ini tak lepas dari kinerja operasional dan keuangan perusahaan yang solid.
Melihat dari sisi kinerja keuangan perusahaan, Hillcon terus meraih lonjakan laba bersih sejak masuk bisnis pertambangan nikel pada tahun 2013 lalu.
Tak hanya laba bersih, Hillcon juga mencatatkan pendapatan hingga mencapai Rp 1 triliun pada tahun 2020 sebelum akhirnya naik menjadi Rp2 triliun pada tahun 2021 dan menyentuh angka Rp 3,2 triliun pada tahun 2022 lalu.
Sementara pada tahun ini, Hillcon menargetkan pendapatan naik menjadi Rp6 – 7 triliun dibandingkan realisasi pendapatan tahun lalu yang hanya sebesar Rp 3,2 triliun.
Kenaikan pendapatan juga diikuti dengan kenaikan laba bersih yang ditargetkan mencapai Rp700 miliar di tahun ini dibandingkan realisasi laba bersih tahun lalu yang hanya mencapai Rp300 miliar.
Hersan menyebut bahwa pihaknya yakin dapat mencapai target perolehan pendapatan tersebut mengingat di bulan januari lalu, perseroan sudah berhasil meraih pendapatan sebanyak Rp500 miliar.
Selain dari sisi kinerja keuangan, Ada pun dari sisi kinerja operasional yang dimana Hillcon membidik penanganan produksi nikel mencapai 15-20 juta ton pada tahun ini atau naik dari tahun lalu yang hanya mampu produksi sebesar 10 juta ton.
Dengan target kenaikan produksi nikel ini, Hillcon diharapkan dapat menguasai 17% pasar kontraktor pertambangan nikel terbesar di Indonesia pada tahun ini dari yang sebelumnya sebesar 15% dengan produksi 10 juta ton di tahun lalu.
Dalam menjalankan bisnisnya sejauh ini, Hillcon tak hanya dipercaya untuk mengerjakan proyek nikel. Namun juga mendapatkan kepercayaan untuk mengerjakan proyek pembangunan pelabuhan senilai Rp2 triliun yang letaknya tak jauh dari smelter nikel di kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.
Bahkan juga mendapatkan kontrak penambangan batu bara di Pulau Laut milik salah satu kelompok usaha papan atas nasional.
Sebagai informasi, PT Hillcon Tbk merupakan perusahaan holding, aktivitas konsultasi manajemen serta jasa pertambangan dan jasa konstruksi melalui anak usahanya. Hillcon memiliki pengalaman yang tinggi sebagai kontraktor pertambangan batubara dan mineral, kontraktor sipil, pekerjaan tanah, konstruksi daerah sungai, dan bendungan.
Hillcon diketahui telah menjalin kontrak penambangan dengan delapan perusahaan pertambangan nikel hingga saat ini dan ditargetkan bertambah tiga menjadi total 11 perusahaan pada tahun ini.
Berdasarkan prospektus yang dirilis, Hillcon akan menggelar IPO pada 17 sampai dengan 21 Februari 2023. Adapun pencatatan saham (listing) Hillcon di BEI akan berlangsung pada 23 Februari 2023.
Guna membantu perusahaan dalam proses IPO, Hillcon menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia serta PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan PT Macquarie Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.