/IHSG Sesi 1 Melemah 1,08% ke Level 7.136, Mayoritas Sektor Saham Terkoreksi
Dok. Shutterstock
Dok. Shutterstock

IHSG Sesi 1 Melemah 1,08% ke Level 7.136, Mayoritas Sektor Saham Terkoreksi

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpantau melemah pada penutupan perdagangan sesi 1 hari ini, Jumat (15/11/2024). Hingga pukul 11.30 WIB, IHSG terpantau mengalami pelemahan sebesar 1,08 persen ke level 7.136.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa seluruh indeks sektoral saham mengalami pelemahan. Salah satunya yang tercatat sebagai indeks dengan pelemahan terdalam yakni IDX Sektor Bahan Baku yang turun sebesar 2,50%. Kemudian disusul dengan pelemahan indeks sektoral lainnya yakni sebagai berikut :

– IDX Sektor Energi turun sebesar 2,04%,

– IDX Sektor Teknologi turun sebesar 1,60%,

– IDX Sektor Properti turun sebesar 1,29%,

– IDX Sektor Siklikal turun sebesar 1,25%,

– IDX Sektor Infrastruktur turun sebesar 0,99%,

– IDX Sektor Transportasi turun sebesar 0,85%,

– IDX Sektor Keuangan turun sebesar 0,69%,

– IDX Sektor Kesehatan turun sebesar 0,58%,

– IDX Sektor Non Siklikal turun sebesar 0,46%,

– IDX Sektor Industri turun sebesar 0,05%,

Pada perdagangan sesi 1 yang berlangsung hingga siang hari ini, tercatat sebanyak 137 saham menguat, 416 saham melemah dan 216 saham stagnan. Adapun jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 37,32 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp5,93 triliun.

Adapun saham-saham yang masuk dalam top gainers siang ini diantaranya PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK) naik 31,96% ke Rp256, PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) naik 24,93% ke Rp4.360 dan PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) naik 24,77% ke Rp2.670.

Sementara saham-saham yang masuk dalam top losers siang ini diantaranya PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) turun 17,76% ke Rp176, PT Duta Anggada Realty Tbk (DART) turun 17,70% ke Rp186, dan PT Himalaya Energi Perkasa Tbk (HADE) turun 16,67% ke Rp5.

Di samping itu, terdapat tiga saham yang aktif diperdagangkan antara lain PT Multitrend Indo Tbk (BABY), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK).