/IHSG Sesi I Melemah 1,99% ke Level 7.162, Mayoritas Sektor Saham Terkoreksi
Dok. Shutterstock
Dok. Shutterstock

IHSG Sesi I Melemah 1,99% ke Level 7.162, Mayoritas Sektor Saham Terkoreksi

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpantau melemah pada penutupan perdagangan sesi 1 hari ini, Senin (05/08/2024). Hingga pukul 11.30 WIB, IHSG terpantau mengalami pelemahan sebesar 1,99 persen atau turun 145,52 poin ke level 7.162.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa mayoritas indeks sektoral saham mengalami pelemahan. Salah satunya yang tercatat sebagai indeks dengan pelemahan terdalam yakni IDX Sektor Bahan Baku yang turun sebesar 2,62%. Kemudian disusul dengan pelemahan indeks sektoral lainnya yakni sebagai berikut :

– IDX Sektor Energi turun sebesar 2,58%,

– IDX Sektor Industri turun sebesar 2,32%,

– IDX Sektor Transportasi turun sebesar 2,09%,

– IDX Sektor Keuangan turun sebesar 1,66%,

– IDX Sektor Properti turun sebesar 1,58%,

Meskipun demikian, terdapat satu sektor yang mengalami penguatan pada perdagangan sesi pertama siang hari ini yaitu IDX Sektor Kesehatan dengan kenaikan sebesar 0,07%.

Pada perdagangan sesi 1 yang berlangsung hingga siang hari ini, tercatat sebanyak 116 saham menguat, 473 saham melemah dan 188 saham stagnan. Adapun jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 13,04 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp6,02 triliun.

Adapun saham-saham yang masuk dalam top gainers siang ini diantaranya PT Duta Anggada Realty Tbk (DART) naik 26,95% ke Rp179, PT Campina Ice Cream Tbk (CAMP) naik 23,39% ke Rp306 dan PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA) naik 21,21% ke Rp1.400.

Sementara saham-saham yang masuk dalam top losers siang ini diantaranya PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) turun 20,00% ke Rp4, PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) turun 9,65% ke Rp206, dan PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) turun 8,60% ke Rp85.

Di samping itu, terdapat tiga saham yang aktif diperdagangkan antara lain, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).