/IPO Trimegah Bangun Persada (NCKL) Diprediksi Berpotensi Oversubribed Lampaui PGE
Dok. Trimegah Bangun Persada
Dok. Trimegah Bangun Persada

IPO Trimegah Bangun Persada (NCKL) Diprediksi Berpotensi Oversubribed Lampaui PGE

PT Trimegah Bangun Persada Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan bijih nikel ini tengah memantapkan rencananya untuk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2023 mendatang.

Hal ini diawali dengan digelarnya masa penawaran awal atau book building di kisaran harga Rp1220 hingga Rp1250 per saham yang berlangsung dari 15 – 24 Maret 2023.

Dalam IPO-nya, Trimegah Bangun Persada (TBP) membidik dana dari penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) hingga mencapai US$ 600 juta atau sekitar Rp 9,3 triliun (kurs Rp 15.500 per US$) dengan menawarkan sebanyak 8,1 miliar saham di kisaran harga Rp 1.220 sampai dengan Rp 1.250 per saham.

Apabila dana hasil IPO tersebut terserap sepenuhnya, IPO TBP dinilai akan menjadi yang terbesar di tahun ini melampaui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dengan peraihan dana IPO sebesar Rp 9,05 triliun dan melantai pada 24 Februari 2023.    

Bahkan tak hanya itu, IPO TBP juga akan menjadi yang terbesar ke-5 setelah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan dana sebesar Rp 21,9 triliun, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel dengan dana sebesar Rp 18,79 triliun, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan dana sebesar Rp 13,72 triliun, dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan dana sebesar Rp 12,24 triliun.

Analis Henan Putihrai Sekuritas, Alroy Syada Soeparto menilai bahwa saham TBP berpotensi mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) selama masa periode book building berlangsung.

Alroy menjelaskan bahwa sebanyak 6 sekuritas asing dari 7 penjamin efek dalam IPO NCKL memberikan indikasi adanya investor dari luar negeri yang masuk dalam IPO Trimegah Bangun Persada.

Sebagai bagian dari Grup Harita, calon emiten berkode saham NCKL ini bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan nikel sejak tahun 2010 yang berlokasi di Pulau Obi, Maluku Utara.

NCKL saat ini memiliki dan mengoperasikan lahan tambang nikel seluas 5.524 ha dengan total 161 juta wet metric ton ( wmt) dari cadangan bijih nikel serta memiliki lahan tambang nikel seluas 3.660 ha lainnya yang sedang dikembangkan dengan total cadangan bijih nikel sebesar 8 juta wmt.

Menurut Alroy, hal inilah yang membuat saham NCKL terlihat menarik di mata investor untuk dikoleksi dalam jangka waktu yang panjang.

Apabila benar adanya maka dapat disimpulkan bahwa dana IPO yang diperoleh ini akan digunakan untuk ekspansi usaha dan penguatan posisi balance sheet dengan menurunkan interest bearing debt to equity ratio.

Sekilas informasi, PT. Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita group) adalah salah satu perusahaan tambang nikel yang berlokasi di Desa Kawasi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.

Trimegah Bangun Persada menjadi bagian dari Harita Grup yakni perusahaan milik konglomerat tertua di Indonesia Lim Hariyanto Wijaya Sarwono yang merupakan kakek terkaya (94 tahun) atau orang terkaya ke-19 di Indonesia dengan kekayaan US$ 1,2 miliar versi Forbes Real Time Billionaires.