PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (JAYA) terus memantapkan pembangunan 3-4 marina yang ditaksir bernilai Rp2,5 triliun untuk bersandarnya 470 kapal berbagai ukuran di Pantai Ancol, baik kapal laut skala kecil maupun kapal pesiar dengan skala besar.
Guna merealisasikan proyek raksasa ini, Komisaris Utama Ancol Thomas Trikasih Lembong menyebut tim manajemen telah menggandeng konsultan marina asal London dan Inggris untuk membangun marina bertaraf internasional di Ancol. Konsultan ini merupakan konsultan yang sama yang membangun marina di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Selain konsultan, Thomas menyebut manajemen Ancol juga telah menjalin pembicaraan yang jauh dengan investor-investor dari luar negeri, salah satu diantaranya adalah Investor Australia yang sudah lama menjalin pembicaraan semenjak dirinya menjadi menteri perdagangan.
Adapun beberapa investor dari Kawasan Timur Tengah yang juga menjadi target lantaran telah berpengalaman membangun marina di kawasan rekreasi berbasis marina misalnya di Jeddah, Arab Saudi, lalu Dubai dan Abu Dhabi di Uni Emirat Arab, serta Doha, Qatar.
Tak hanya itu, Jepang juga dijadikan target investor untuk mendanai proyek jangka panjang tersebut. Pasalnya, Marina yang akan di bangun di sebelah barat Ancol itu akan dilalui MRT buatan Jepang. Dengan adanya MRT, Jepang juga ingin membangun konsep pembangunan berbasis transit atau TOD.
Menurut Thomas, mayoritas investor datang dari Australia, Timur Tengah, dan Jepang. Dengan demikian, dia berharap keberadaan investor ini menjadi solusi mengingat proyek skala besar tersebut merupakan terobosan untuk mengatasi tumpukan utang ancol sebesar Rp1,4 Triliun.
Thomas mengungkapkan bahwa modal investasi untuk marina yang dijadikan sebagai pusat wisata bahari Jakarta tersebut adalah modal ekuitas, khususnya penanaman modal asing (PMA) melalui kerja sama dengan investor internasional yang dinilai memiliki keahlian dalam mendanai dan mengelola kawasan rekreasi berbasis marina.
Meskipun terdapat beberapa investor asing yang ikut terlibat dalam proyek raksasa ini, Thomas memastikan investasi proyek tersebut tidak akan 100 persen melibatkan investor asing. Namun juga akan melibatkan perusahaan-perusahaan dalam negeri terutama yang memiliki fokus bisnis sebagai pengembang atau developer.
Oleh karena itu, Pengusaha-pengusaha dalam negeri diharapkan dapat turut terlibat aktif dalam pembangunan marina baru di Ancol.
Thomas yang juga mengelola private equity fund, Quvat Management (Quvat) itu menyebutkan untuk mengatasi permasalahan manajemen, dalam RUPS mendatang akan dilakukan perombakan direksi dalam jumlah besar untuk memperbaiki manajemen perusahaan.