Emiten BUMN konstruksi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) saat ini nampaknya tengah menggenjot sektor engineering, procurement, construction, and commissioning (EPCC).
Dimana hal ini merupakan salah satu strategi WIKA untuk menjaga keseimbangan portofolio proyeknya dengan memaksimalkan peluang di sektor EPCC di tengah penurunan anggaran infrastruktur pada tahun 2025.
Oleh karena itu, WIKA di tahun 2025 ini tak hanya mengincar target raihan nilai kontrak baru dengan menyasar proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang mendukung ketahanan nasional
Tetapi juga melaksanakan proyek – proyek EPCC yang menunjang ketahanan energi, dan industri hilirisasi.
Adapun salah satu proyek EPCC yang digarap WIKA yaitu proyek pembangunan Jetty 1 Baru di Integrated Terminal Manggis, Bali yang pada September 2024 lalu didapatkan dari PT Pertamina Patra Niaga dengan nilai kontrak sebesar Rp475 miliar.
Asal tahu saja, Proyek EPCC menjadi salah satu kontributor yang menyumbang kontribusi cukup besar dalam perolehan kontrak baru WIKA di tahun 2024.
Dimana berdasarkan laporan keuangan WIKA per November 2024, Segmen EPCC menyumbang kontribusi sebesar 20% dalam perolehan kontrak baru WIKA per November 2024 yang totalnya mencapai sebesar Rp 19,96 triliun.
Adapun raihan kontrak baru WIKA di bulan November 2024 tersebut mengalami peningkatan sebesar 17,6% dibandingkan capaian Oktober 2024 yang berada di angka Rp16,98 triliun.
Berdasarkan jenis pekerjaan, mayoritas dari kontrak baru tersebut berasal dari segmen Infrastruktur dan Gedung yaitu sebesar 37%. Kemudian diikuti dengan segmen lain seperti industri penunjang konstruksi berkontribusi sebesar 30%, EPCC (Engineering, Procurement, Construction, and Commissioning) sebesar 20%, dan Properti sebesar 12%.
Seiring dengan kinerja kontrak baru yang diraihnya tersebut, WIKA dikabarkan tengah mengerjakan 73 proyek konstruksi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia sebagaimana informasi yang dikutip dari laman resmi WIKA.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW), optimis dengan langkah transformasi yang telah dilakukan Perseroan yaitu fokus pada keunggulan eksekusi proyek, diversifikasi portofolio pekerjaan yang kuat dan beragam, serta implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) yang unggul di industri konstruksi nasional akan semakin meningkatkan daya saing Perseroan dalam memperoleh kontrak pekerjaaan.
Sebagai informasi, PT Wijaya Karya (WIKA) adalah salah satu perusahaan konstruksi terbesar dan terpercaya di Indonesia yang didirikan pada tahun 1960 silam.
WIKA telah menjadi pemimpin dalam industri konstruksi nasional dengan jangkauan proyek yang meliputi proyek infrastruktur, gedung, industri, dan energi.
Bahkan tak hanya itu, WIKA juga telah berhasil menyelesaikan berbagai proyek besar yang membuktikan kualitasnya.
Melansir dari laman resmi WIKA, WIKA telah membangun beberapa jembatan terpanjang di Indonesia seperti Jembatan Suramadu dan Jembatan Batam-Bintan dan beberapa proyek tol besar seperti Tol Trans Jawa, Tol Serpong-Balaraja, dan Tol Kanci-Pejagan.
Sementara untuk proyek gedung, WIKA tercatat telah berhasil membangun sejumlah gedung pencakar langit seperti Menara Jamsostek dan Wisma Atlet Kemayoran yang merupakan gedung paling tinggi di Indonesia saat ini.
Adapun proyek di sektor energi yang dimana WIKA tercatat telah menggarap proyek pembangkit listrik seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air Saguling dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Tambak Lorok.
Sebagai perusahaan yang memegang teguh komitmen dalam pembangunan berkelanjutan, WIKA akan terus berinovasi dalam menghadirkan solusi yang ramah lingkungan di setiap proyeknya serta terus berusaha untuk memperkuat kemitraannya dengan masyarakat dan pemerintah dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.
Bermodalkan keunggulan dalam inovasi, kualitas, dan juga pelayanan, WIKA telah berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi baik dalam negeri maupun luar negeri.
Salah satu penghargaan bergengsi yang berhasil diraihnya adalah penghargaan dari Indonesian Business Award 2019 untuk kategori “The Best Infrastructure Development Company”.
Meskipun begitu, WIKA saat ini masih terus mengembangkan potensinya dalam berbagai bidang konstruksi serta berkomitmen untuk menghadirkan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.
Dengan berbekal berbagai pengalaman dan juga keahliannya, WIKA Optimis siap membangun masa depan Indonesia ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), WIKA resmi mencatatkan sahamnya melalui penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada 29 Oktober 2007.
Dalam IPO-nya pada 27 Oktober 2007, WIKA melepas sebanyak 28,46% saham ke publik melalui Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia.