PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mampu mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada 2021. Hal ini menjadi kabar baik, setelah catatan tahun 2020 menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan.
Direktur Utama dan CEO BNBR, Anindya N. Bakrie mengatakan pencapaian ini digapai melalui usaha yang tidak mudah. “Langkah-langkah efisiensi yang telah kami jalankan membuahkan hasil positif. Kami yakin ini akan terus berlanjut, seiring dengan bergulirnya sejumlah proyek strategis yang saat ini kami kerjakan,” ungkapnya pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BNBR di Jakarta, Kamis (21/7).
Anindya mengutarakan bahwa langkah BNBR kini makin ringan untuk fokus pada sustainable business, khususnya bidang industri energi baru dan terbarukan atau green energy dan elektrifikasi transportasi. Kedua bidang usaha tersebut saat ini terus dikembangkan oleh perseroan dan merupakan bagian dari komitmen Bakrie & Brothers dalam mendukung target net zero emission (NZE) Indonesia atau bebas emisi pada 2060, tentunya juga salah satu target perseroan menjadi perusahaan bebas emisi.
Kinerja perusahaan sepanjang tahun lalu mampu membukukan membukukan laba bersih lebih dari Rp98 miliar. Pencapaian ini mampu membalikkan posisi tahun sebelumnya yang mengalami rugi bersih sebesar Rp 930 miliar. Keberhasilan ini sebagian terjadi karena efisiensi operasional pada anak usaha.
Meskipun dilihat dari pendapatan bersih mengalami penurunan sebesar 2,9%, perseroan berhasil menurunkan harga pokok penjualan (HPP) hingga 11% yang menyebabkan laba kotor naik 70% menjadi Rp 418 miliar pada 2021, dari posisi tahun sebelumnya Rp 245,9 miliar. Beban usaha pun turun sebesar 25%, sehingga perseroan mampu mencatatkan laba usaha Rp 24,2 miliar, dibanding tahun sebelumnya yang mengalami rugi usaha hingga Rp 279,1 miliar.
Dalam laporannya, Anindya turut menjelaskan mengenai kelanjutan program-program sustainable business yang saat ini sedang dikembangkan oleh perseroan. Melalui PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), perseroan memfokuskan usahanya pada proyek elektrifikasi transportasi dengan mengembangkan bus listrik sebagai sarana transportasi publik. Pada awal tahun ini, VKTR telah meluncurkan 30 unit bus listrik untuk menjadi bagian dari armada operasional TransJakarta.
Upaya pengembangan usaha juga dipacu lewat realisasi kerja sama dengan berbagai pihak, sebagai salah satu strategi untuk membangun ekosistem industri elektrifikasi yang komprehensif dan kuat dari hulu hingga hilir.
“Selain dengan BYD Auto dan perusahaan karoseri lokal Tri Sakti, melalui VKTR, kami telah berinvestasi dan bekerja sama dengan perusahaan teknologi retrofit dan heavy mobility dari Inggris Equipmake dan produsen baterai ramah lingkungan BritishVolt, juga asal Inggris. Di sisi lain, VKTR juga telah menandatangani kesepakatan dengan beberapa perusahaan pemasok bahan baku baterai, termasuk perusahaan daerah,” papar Anindya.
Ia juga menyampaikan pivoting perseroan pada sustainable business yang ditandai dengan pengembangan industri kendaraan listrik ini dipertegas oleh rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham VKTR.
“Insya Allah, kami dapat melaksanakan IPO VKTR pada akhir 2022. Dengan langkah ini diharapkan valuasi VKTR bisa tumbuh pesat dan potensi pengembangan perusahaan ini menjadi terbuka lebih luas lagi,” ungkapnya Anindya.
Pada bidang energi terbarukan, anak usaha PT Bakrie Power, PT Helio Synar bersama PT PLN (Persero) telah meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid di Desa Parak, Bontomanai, Selayar, Sulawesi Selatan. Helio Synar saat ini juga tengah menangani dua jenis proyek EBT berikutnya, yakni de-dieselisasi dan PLTS Atap (C&I Rooftop PV).
BNBR juga bekerja sama dengan PT Waskita Toll Road, anak usaha PT Waskita Karya Tbk, perseroan telah merampungkan proyek ruas tol Cimanggis–Cibitung fase pertama pada akhir 2020 sepanjang 3,2 kilometer. Jalan tol ini telah beroperasi pada 10 November 2020 yang diawali dengan Seksi I (Cimanggis – Jatikarya) dan terhubung dengan Jalan Tol Cinere–Jagorawi dan Jalan Tol Jagorawi.
Salah satu unit usaha BNBR lain juga moncer kinerjanya adalah PT Bakrie Autoparts (BA). Unit usaha dan entitas anaknya yang memproduksi komponen otomotif mampu mendongkrak pendapatan menjadi sebesar Rp813,8 miliar, naik 90% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 428,4 miliar. Peningkatan pendapatan tersebut terjadi karena peningkatan permintaan suku cadang kendaraan yang mengalami dampak positif karena kebijakan pemerintah yang memberikan stimulus PPnBM 0% untuk beberapa jenis kendaraan tertentu.
Perkuatan Manajemen
Dalam momen yang sama, RUPST BNBR 2022, peserta juga telah menyetujui rencana perseroan mengangkat Armansyah Yamin sebagai komisaris utama. Ia didapuk menggantikan Jenderal Polisi (Purn) Drs Sutanto. Perseroan juga memilih Raniwati Malik sebagai komisaris independen. Di jajaran direksi, perseroan mendapuk Kartini Sally sebagai direktur.
Armansyah Yamin telah bergabung dalam jajaran pengurus perseroan sebagai komisaris sebelum dipercaya menjadi komisaris utama, sedangkan Raniwati Malik yang dikenal sebagai ahli di bidang hukum perusahaan, memiliki pengalaman dan telah menduduki berbagai posisi eksekutif dan komisaris di beberapa perusahaan besar. Kartini Sally pernah menjabat sebagai direktur di perbankan terkemuka, PT Bank Mandiri Tbk.