PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencatat perolehan nilai kontrak baru senilai Rp16,88 triliun hingga akhir kuartal III/2025. Capaian tersebut menunjukkan kontribusi yang masih solid di tengah tekanan kinerja keuangan.
Berdasarkan komposisi sumber kontrak, sekitar 47,05% berasal dari proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN), diikuti proyek swasta sebesar 28,93%, dan proyek pemerintah sebesar 24,02%.
Dari sisi segmentasi, proyek gedung menyumbang porsi terbesar yakni 20,23%, disusul pertambangan (18,24%), pembangkit listrik (16,09%), jalan dan jembatan (14,50%), serta pelabuhan (14,14%). Adapun segmen lain seperti bendungan (5,10%), minyak dan gas (4,96%), irigasi (4,69%), bandara (1,28%), dan industri (0,78%) turut melengkapi portofolio kontrak baru tersebut.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menjelaskan bahwa kinerja perolehan kontrak baru masih belum sekuat tahun sebelumnya. Per September 2024, nilai kontrak baru yang dikantongi perusahaan mencapai Rp20,64 triliun, sehingga realisasi tahun ini turun sekitar 18,3% secara tahunan (year-on-year).
Penurunan kontrak baru turut berdampak pada laba bersih perseroan. Hingga kuartal III/2025, laba bersih PTPP hanya mencapai Rp5,55 miliar, anjlok 97,92% dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp267,28 miliar.
Kinerja keuangan yang tertekan juga terlihat dari sisi pendapatan usaha, yang per September 2025 tercatat sebesar Rp10,73 triliun atau turun sebesar 23,33% dibandingkan Rp14 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Joko mengungkapkan bahwa tingkat ketercapaian pendapatan hingga kuartal III/2025 baru mencapai 61,81% terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Menurutnya, target pemasaran yang belum sepenuhnya tercapai membuat penjualan dari proyek baru masih terbatas. Selain itu, efisiensi yang dilakukan pada sejumlah proyek berstatus carryover turut menyebabkan realisasi pekerjaan (burning rate) tidak sesuai dengan target dalam RKAP.
Secara rinci, pendapatan PTPP masih didominasi oleh segmen jasa konstruksi sebesar Rp8,83 triliun. Kontributor lainnya berasal dari EPC sebesar Rp781,80 miliar, properti dan realti Rp540,08 miliar, pendapatan keuangan atas konstruksi aset konsesi Rp247,32 miliar, serta jasa pertambangan Rp190,21 miliar.
Adapun segmen jalan tol menyumbang sebesar Rp50,95 miliar, energi sebesar Rp41,65 miliar, persewaan peralatan sebesar Rp38,10 miliar, dan pracetak sebesar Rp10,20 miliar.
Meskipun secara total kontribusinya masih kecil, segmen pertambangan dan energi menunjukkan peningkatan signifikan dengan porsi mencapai 2,12% dari total pendapatan, naik tajam dibanding periode yang sama pada tahun 2024. Manajemen menilai sektor tersebut berpotensi menjadi salah satu penopang pertumbuhan baru di tengah transformasi portofolio bisnis PTPP ke depan.











































