PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN Group selaku induk Holding BUMN Perkebunan berencana melakukan penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 2023 untuk salah satu subholding-nya di bidang kelapa sawit yang bernama PalmCo. Giat korporasi ini dijalankan setelah proses pembentukan subholding tersebut rampung pada tahun ini.
Namun sebelumnya, Direktur Utama PTPN Mohammad Abdul Ghani menjelaskan bahwa pihaknya akan mengkonsolidasikan seluruh aset berupa kebun kelapa sawit untuk dikelola oleh PalmCo.
PTPN saat ini diketahui memiliki lahan sawit seluas 500.000 hektare (ha). Perusahaan kabarnya juga akan mengkonversi 200.000 hektare lahan karet menjadi kelapa sawit. Dengan demikian, Ghani menargetkan PalmCo nantinya akan memiliki lahan kelapa sawit sebesar 700.000 hektare pada tahun 2030.
Proses konsolidasi diharapkan rampung pada Oktober tahun ini, Sehingga proses persiapan IPO bisa dimulai tahun depan antara kuartal II-2023 atau kuartal III-2023.
Melalui IPO Ini, Perusahaan menargetkan mampu meraup dana segara sebesar Rp5 triliun hingga Rp10 triliun. Sejumlah lembaga dari dalam dan luar negeri ditunjuk menjadi penasehat finansial untuk pelaksanaan IPO tersebut, misalnya Mandiri Sekuritas dan McKinsey.
Dengan adanya pelaksanaan IPO ini, perusahaan diharapkan menjadi lebih leluasa untuk ekspansi. PTPN III tengah digiring untuk menjadi perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia dengan memproduksi sebanyak 1,8 juta ton per tahun. Maka dari itu, Langkah yang dilakukan yaitu dengan melakukan konversi lahan karet untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng daam negeri.
Menurutnya, jika perseroan mampu mencapai target tersebut, maka untuk 80% kebutuhan minyak goreng masyarakat menengah ke bawah dapat terpenuhi.