PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, salah satu emiten perbankan plat merah dengan kode saham BBRI ini menyampaikan bahwa kenaikan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) sebelumnya sudah mulai memperlihatkan dampak pada suku bunga deposito perusahaan.
Keputusan bank sentral menaikkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate merupakan kebijakan yang diambil sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi dan inflasi volatile food.
Selain itu, langkah ini juga diambil untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya ditengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi meski pertumbuhan ekonomi domestik makin kuat.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut bahwa keputusan mengenai kenaikan suku bunga acuan tersebut saat ini dilaporkan sudah mulai memberikan dampak pada bunga deposito BRI. Dimulai dari suku bunga negosiasi yang bergerak mengikuti mekanisme permintaan di pasar.
Guna menghadapi hal tersebut, Aestika menyampaikan pihaknya akan terus memacu pertumbuhan dana murah (current account savings account/CASA) menjadi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Hal ini dilakukan untuk menekan naiknya beban biaya dana atau cost of fund (CoF) perbankan sebagai imbas dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Tercatat hingga kuartal II/2022, dana murah yang dimiliki BRI mengalami peningkatan sebesar 13,38 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Adapun rinciannya yang terdiri dari giro dengan pertumbuhan sebesar 25,63 persen dan tabungan dengan pertumbuhan sebesar 8,32 persen.
Hingga saat ini, Aestika mengungkapkan bahwa porsi CASA BRI tercatat sebesar 65,12 persen. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan CASA pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar 59,56 persen.
Aestika menyebut pihaknya akan terus meningkatkan porsi CASA mengingat hal ini sebagai bagian dari transformasi struktur liabilitas perseroan untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan melalui transaction based product and services di segmen wholesale serta penguatan fitur dan transaksi keuangan melalui financial super apps BRImo.