PT Aneka Tambang Tbk, salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pertambangan dengan kode saham ANTM buka suara terkait dengan pengenaan royalti terhadap nikel kadar rendah atau nikel limonit yang dimana pihaknya menilai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah melalui Kementerian ESDM ini merupakan hal yang wajar bila melihat nilai ekonominya sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.
Melalui aturan terbaru dalam PP Nomor 26 Tahun 2022 tentang Jenis Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk menyesuaikan royalti harga komoditas nikel dengan menambahkan poin pada royalti sebesar 2 persen untuk harga bijih nikel dengan kadar di bawah 1,5 persen per ton yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan baku bagi industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Corporate Secretary Division Head Antam Syarif Faisal Alkadrie menyebut pihaknya melihat kebijakan pengenaan royalti bijih nikel kadar rendah yang dilakukan pemerintah merupakan hal yang positif.
Pasalnya, Syarif menilai bijih nikel limonit merupakan material berharga yang nantinya berpotensi memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Terlebih lagi, Indonesia saat ini sedang melakukan pengembangan EV Battery dengan menggunakan bijih nikel limonit sebagai bahan bakunya
Melihat adanya potensi yang bisa menjadi peluang bisnis, Syarif yakin ke depannya meskipun dikenakan royalti tetap akan memberikan peluang bisnis yang positif bagi Antam.
Oleh karena itu, Syarif mengaku pihaknya mendukung kebijakan yang dicanangkan pemerintah tersebut mengingat hal ini akan memberikan kontribusi yang positif bagi negara. Adapun kegiatan yang dilakukan Antam terkait dengan hilirisasi nikel termasuk pengembangan EV Battery yang sedang dilaksanakan saat ini diharapkan akan memberikan kontribusi nilai tambah bagi Perseroan dan negara.
Sepanjang tahun ini kabarnya Antam tengah gencar menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dari luar negeri untuk mengembangkan proyek hilirisasi kendaraan listrik. Bahkan sampai dengan saat ini, studi masih terus dilaksanakan.
Terkait dengan inisiatif pengembangan hilirisasi nikel untuk baterai kendaraan listrik, ANTM bersama PT Industri Baterai Indonesia (Indonesia Battery Corporation (IBC), dan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL) kabarnya telah melakukan penandatanganan Framework Agreement terkait insiatif pengembangan untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik (EV battery) terintegrasi. Bahkan ANTM dan IBC juga turut menandatangani perjanjian serupa dengan LG Energy Solution.
Adapun ruang lingkup kegiatan operasional Antam dalam pengembangan proyek hilirisasi kendaraan listrik ini yang mencakup penambangan, pengolahan nikel, produksi bahan baku baterai, pembuatan baterai, sampai daur ulang baterai itu sendiri yang akan dikerjasamakan dengan IBC.
Selain itu, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga baru menyetujui spin-off sebagian segmen usaha tambang nikel perseroan yang disepakati melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2022 pada Selasa, 23 Agustus 2022.
Menurut CEO ANTM Nico Kanter, spin-off yang disetujui tersebut merupakan upaya ANTM dalam pengembangan dan pengelolaan aset agar lebih optimal guna meningkatkan performa segmen nikel.
Selain itu, spin-off ini juga merupakan upaya akselerasi pengembangan usaha perusahaan dengan manajemen yang fokus, kompetitif, dan lebih cekatan dalam melakukan evaluasi peluang bisnis dan kerja sama strategis untuk mendukung pengembangan bisnis nikel ANTM di masa yang akan datang. Termasuk inisiasi pengembangan ekosistem industri EV Battery untuk meningkatkan nilai tambah produk nikel dalam negeri.