PT Trimegah Bangun Persada Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan bijih nikel ini kabarnya berhasil meraup dana sebesar Rp10 triliun dari penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Mengutip Bloomberg pada Senin (27/3/2023), Calon emiten tambang bijih nikel berkode saham NCKL ini telah menjual sekitar 8 miliar saham dengan harga Rp 1.250 per saham.
Bahkan nilai emisi IPO Harita Nickel melampaui IPO PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) sebagai yang terbesar di Indonesia tahun ini.
IPO terjadi di tengah volatilitas yang tinggi dalam perdagangan saham global. Sehingga aksi ini juga menegaskan posisi Indonesia di Asia Tenggara sebagai salah satu pasar paling aktif untuk penjualan saham baru di Asia pada tahun 2023.
Harita mengoperasikan pabrik peleburan asam bertekanan tinggi (high-pressure acid leaching/HPAL) pertama di pulau Obi, Maluku Utara.
Pabrik HPAL ini dibangun untuk mengubah bijih berkadar rendah lokal menjadi endapan hidroksida campuran, yakni suatu bentuk nikel yang dapat diproses lebih lanjut untuk membuat baterai.
Saat ini, HPAL memiliki kapasitas produksi 55.000 ton per tahun. Dan tahun depan, pabrik baru akan menggandakan produksi Harita menjadi 120.000 ton.
Saham Harita Nickel dijadwalkan akan melakukan debut di Bursa Efek Indonesia pada 12 April 2023. Credit Suisse Group AG, BNP Paribas SA, Citigroup Inc. dan PT Mandiri Sekuritas adalah joint global coordinators IPO ini.
Berdasarkan prospektus yang dirilis, NCKL rencananya akan menggunakan sebanyak 27,53 persen dari dana IPO yang berhasil dihimpun untuk membayar utang, kemudian sebesar 2,12 persen akan digunakan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), sebesar 32,27 persen akan digunakan untuk setoran modal dan pinjaman ke entitas anak dan asosiasi, dan sebesar 38,08 persen akan digunakan untuk modal kerja.
Sebelumnya Presiden Direktur Trimegah Bangun Persada Roy Armand Arfandy mengungkapkan bahwa minat dari investor besar cukup tinggi terhadap penawaran NCKL.
Sekilas informasi, PT. Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita group) adalah salah satu perusahaan tambang nikel yang berlokasi di Desa Kawasi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Trimegah Bangun Persada menjadi bagian dari Harita Grup yakni perusahaan milik konglomerat tertua di Indonesia Lim Hariyanto Wijaya Sarwono yang merupakan kakek terkaya (94 tahun) atau orang terkaya ke-19 di Indonesia dengan kekayaan US$ 1,2 miliar versi Forbes Real Time Billionaires.