PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi dengan kode saham WIKA bersama dengan 2 emiten konstruksi lainnya turut mengambil bagian dalam pembentukan perusahaan patungan (joint venture) bernama PT Karya Logistik Nusantara (KLN).
Dalam aksi korporasi ini, WIKA bekerja sama dengan 2 emiten BUMN konstruksi yang terdiri dari PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI).
Selain itu, terdapat juga 3 BUMN konstruksi lainnya yang ikut serta dalam pembentukan usaha patungan ini yaitu PT Hutama Karya (persero), PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya.
Perusahaan patungan bernama PT Karya Logistik Nusantara ini didirikan keenam perusahaan konstruksi dengan modal dasar usaha mencapai Rp340 miliar serta jumlah modal yang telah ditempatkan dan disetor sebesar Rp85 miliar.
Dalam pembentukan usaha patungan ini, WIKA menggenggam porsi kepemilikan saham atas PT Karya Logistik Nusantara sebesar 15 persen atau sekitar Rp15 miliar dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun jumlah porsi kepemilikan saham yang digenggam WIKA tersebut memiliki nilai yang sama dengan dua emiten konstruksi lainnya yaitu PTPP dan ADHI yang dimana keduanya memiliki porsi masing – masing 15%.
Sebagai informasi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang konstruksi bangunan di Indonesia.
WIKA resmi mencatatkan sahamnya melalui penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada 29 Oktober 2007.
Sepanjang tahun 2022 lalu, WIKA sebagai perusahaan konstruksi terbesar di indonesia ini berhasil mencatatkan pencapaian Nilai Kontrak Baru (NKB) yang sangat luar biasa.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk berhasil membukukan perolehan nilai kontrak baru (NKB) mencapai Rp33,35 triliun pada tahun 2022. Capaian perolehan kontrak baru ini mengalami kenaikan sebesar 24,43 persen dibandingkan capaian perolehan kontrak baru pada 2021 yang hanya sebesar Rp26,8 triliun.
Pada tahun ini, WIKA menargetkan kontrak baru pada kisaran Rp34 triliun sampai dengan Rp36 triliun. Angka tersebut hanya naik maksimal Rp2,65 triliun dari capaian tahun 2022 lalu.