Emiten BUMN Konstruksi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) telah membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp5,04 triliun di sepanjang kuartal I/2024.
Kontribusi terbesar pada kontrak baru di sepanjang tiga bulan pertama di tahun 2024 ini berasal dari segmen industri, segmen infrastruktur dan gedung, EPCC, serta properti dan investasi.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW) menjelaskan bahwa segmen industri yang menjadi penyumbang terbesar dalam perolehan kontrak baru tersebut didorong berkat kinerja cemerlang WIKA Beton sebagai perusahaan terkemuka dalam industri beton pracetak.
Dari sisi kepemilikan, sebagian besar proyek yang berkontribusi dalam perolehan kontrak baru tersebut berasal dari Pemerintah dan BUMN, dengan skema pembayaran monthly progress.
Beberapa proyek yang didapatkan WIKA pada Maret 2024 diantaranya proyek lanjutan Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur Tahap II di Ibu Kota Nusantara, RDF Plant Rorotan di DKI Jakarta, jalan Tol Serang – Panimbang Seksi 3B dan beberapa perolehan kontrak lainnya pada anak perusahaan.
Selain beberapa proyek tersebut, WIKA saat ini juga tengah mendorong pembangunan proyek Jakarta Sewerage Development (JSDP) pada Zona 1 dengan nilai porsi mencapai sebesar Rp 573 miliar.
Proyek JSDP ini merupakan gagasan dari Kementerian PUPR yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan melalui pelayanan air limbah domestik yang berkualitas di DKI Jakarta, melalui pembangunan jaringan pipa dan stasiun pompa.
Sebagai informasi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang konstruksi bangunan di Indonesia.
WIKA saat ini telah menjadi pemimpin dalam industri konstruksi nasional dengan jangkauan proyek yang meliputi proyek infrastruktur, gedung, industri, dan energi.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), WIKA resmi mencatatkan sahamnya melalui penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada 29 Oktober 2007.
Dalam IPO-nya pada 27 Oktober 2007, WIKA melepas sebanyak 28,46% saham ke publik melalui Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia.