PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi dengan kode saham WIKA ini berhasil meraih nilai kontrak baru sebesar Rp8,76 triliun hingga April 2023.
Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya menjelaskan bahwa kontribusi terbesar dalam perolehan kontrak baru tersebut berasal dari segmen EPCC sebesar 42,9 persen, industri sebesar 30,8 persen, infrastruktur dan bangunan gedung sebesar 21,3 persen, dan sisanya bersumber dari segmen properti.
Dari sisi pemberi kerja, sebagian besar proyek yang diraih oleh WIKA ini berasal dari Pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan skema pembayaran progres bulanan.
Mahendra mengungkapkan peningkatan kontrak baru yang diraih WIKA ini meliputi proyek LPG Refrigerated Jawa Timur Tahap II, Flyover Arteri Madukoro, dan beberapa perolehan kontrak baru lainnya, baik di induk maupun anak perusahaan.
Pada tahun ini, WIKA menargetkan nilai kontrak baru di kisaran Rp34 triliun sampai Rp36 triliun atau naik maksimal sebesar Rp2,65 triliun dari capaian tahun 2022 lalu yang tercatat hanya sebesar Rp33,35 triliun.
Sebagai Informasi, PT Wijaya Karya (WIKA) adalah salah satu perusahaan konstruksi terbesar dan terpercaya di Indonesia yang didirikan pada tahun 1960 silam.
Menginjak usianya ke-63 tahun ini, WIKA telah menjadi pemimpin dalam industri konstruksi nasional dengan jangkauan proyek yang meliputi proyek infrastruktur, gedung, industri, dan energi.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), WIKA resmi mencatatkan sahamnya melalui penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada 29 Oktober 2007.
Dalam IPO-nya pada 27 Oktober 2007, WIKA melepas sebanyak 28,46% saham ke publik melalui Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia.