Emiten unggas, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) mencatat pertumbuhan kinerja di sepanjang periode bulan Januari hingga September 2025.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, CPIN berhasil membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar Rp 3,36 triliun.
Angka ini melonjak sebesar 41% secara tahunan (Year-on-Year/YoY) jika dibandingkan dengan capaian sebelumnya di periode yang sama pada tahun 2024 yang hanya sebesar Rp 2,38 triliun.
Kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan pertumbuhan di sisi top line. Penjualan bersih CPIN tercatat naik tipis sebesar 1,78% secara tahunan atau YoY menjadi Rp 50,60 triliun dari yang sebelumnya Rp 49,72 triliun pada akhir September 2024.
Jika dirincikan, perolehan penjualan berasal dari segmen ayam pedaging dengan kontribusi sebesar Rp 24,92 triliun, pakan dengan kontribusi sebesar Rp 14,43 triliun, ayam olahan dengan kontribusi sebesar Rp 8,03 triliun, anak ayam usia sehari dengan kontribusi sebesar Rp 2,23 trilun dan segmen lain-lain dengan kontribusi sebesar Rp 976 miliar.
Meskipun penjualan hanya tumbuh tipis, profitabilitas CPIN meroket berkat keberhasilan perusahaan dalam menekan biaya.
Dimana dalam hal ini, Beban pokok penjualan menurun sebesar 0,48% secara tahunan atau YoY menjadi Rp 42,53 triliun dari yang sebelumnya di periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 42,74 triliun.
Seiring dengan kenaikan laba bersih, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga ikut terkerek menjadi Rp 205 per saham, dari yang sebelumnya Rp 146 per saham.
CPIN melaporkan total aset sebesar Rp 43,71 triliun per September 2025, naik dari posisi yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 42,79 triliun.
Adapun total aset CPIN sendiri terdiri dari total liabilitas perusahaan sebesar Rp 11,81 triliun dan ekuitas perusahaan sebesar Rp 31,9 triliun.










































