Dua Emiten BUMN Karya yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) kini masih terus berkomitmen meningkatkan perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB) hingga akhir kuartal III/2022.
Hingga September 2022, ADHI tercatat telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp18,1 triliun atau meningkat sebesar 57,3 persen dibandingkan perolehan kontrak pada September 2021 lalu. ADHI menargetkan kontrak baru senilai Rp25 triliun sampai Rp30 triliun hingga akhir tahun ini.
Sebelumnya, ADHI melaporkan akan mengantongi dua kontrak baru dari proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Filipina senilai Rp5 triliun.
Dalam siaran pers, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto menjelaskan bahwa proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) menjadi salah satu kontributor dalam perolehan kontrak baru tersebut dengan total nilai kontrak sebesar Rp1,4 triliun yang didominasi oleh proyek pembangunan Jalan Tol IKN Seksi 3A Segmen Karangjoang–Kariangau dengan nilai kontrak Rp1,1 triliun.
Sementara proyek IKN lainnya, Adhi Karya juga telah memperoleh kontrak pekerjaan proyek pembangunan hunian pekerja, dan fender jembatan Pulau Balang.
Berdasarkan lini bisnis, perolehan kontrak baru mayoritas berasal dari lini bisnis konstruksi sebesar 90%. Kemudian properti sebesar 6% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Sedangkan berdasarkan tipe pekerjaan yang diperoleh, perolehan kontrak baru ini terdiri dari proyek jalan dan jembatan sebesar 40%, proyek gedung sebesar 12%, dan proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalur kereta api, dan proyek energi, serta proyek lainnya sebesar 48%.
Sekretaris Perusahaan ADHI Farid Budiyanto mengungkapkan bahwa peningkatan kontrak baru ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan bagi perseroan.
Selain terus meningkatkan nilai kontrak baru, Adhi juga kabarnya telah memperoleh dukungan dari pemerintah berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,9 triliun yang dalam waktu dekat akan menggelar right issue dengan target perolehan dana sebesar Rp3,87 triliun untuk peningkatan kapasitas usaha perseroan dalam penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN).
Tak hanya Adhi Karya, Emiten konstruksi yang kini juga terus meningkatkan nilai kontrak barunya adalah Waskita Karya. Hingga akhir September 2022, WSKT berhasil memperoleh Nilai Kontrak Baru (NKB) sebesar Rp11,58 Triliun atau setara dengan 38,6% dari target NKB hingga akhir tahun yang mencapai Rp30 triliun.
Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Novianto Ari Nugroho menjelaskan bahwa beberapa proyek memberikan kontribusi terbesar dalam perolehan kontrak baru tersebut yakni diantaranya proyek Jalan Tol IKN segmen Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang senilai Rp 990 miliar, pembangunan Jalan Kerja/Logistik IKN (KIPP) Paket Pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 senilai Rp 182 miliar, pembangunan Gedung CMU3 RSCM Jakarta sebesar Rp 252 miliar, pekerjaan sipil mining area di NTB sebesar Rp 262 miliar.
Novianto menjelaskan bahwa nilai kontrak baru yang diperoleh tersebut bersumber dari proyek pemerintah sebesar 65,36 persen, proyek Swasta sebesar 11,81 persen, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebesar 10,98 persen dan Pengembangan Bisnis Anak usaha Perseroan sebesar 11,86 persen.
Sedangkan berdasarkan segmentasi tipe proyek, NKB tersebut terdiri dari segmen konektivitas Infrastruktur sebesar 67,02 persen, gedung sebesar 8,01 persen, EPC sebesar 3,80 persen, Sumber Daya Air (SDA) sebesar 7,96 persen, Anak Usaha 11,86 persen dan proyek sipil lainnya sebesar 1,35 persen.
Pencapaian NKB diharapkan akan sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebesar Rp20–Rp30 triliun pada tahun ini. Apalagi, dengan adanya partisipasi pada proyek IKN dan didukung dengan tingkat winning rate sebesar 26,67 persen selama 9 bulan 2022 yang menjadikan perseroan lebih optimis.
Selain terus meningkatkan nilai kontrak baru, WSKT juga kabarnya telah memperoleh dukungan dari pemerintah berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3,0 triliun dari APBN TA 2022 yang dalam waktu dekat akan menggelar right issue dengan target perolehan dana sebesar Rp3,98 triliun untuk meningkatkan modal kerja perusahaan.