PT PP Presisi Tbk. (PPRE), salah satu anak perusahaan dari PT PP (Persero) Tbk yang bergerak di bidang jasa konstruksi ini secara resmi mengubah susunan Dewan Direksi perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Kamis, 23 Februari 2023
Dalam rapat yang digelar ini, PPRE memutuskan untuk mengangkat Rebimun sebagai Direktur Operasi menggantikan posisi Muhammad Darwis Hamzah yang menjabat sebelumnya.
Sementara posisi Direktur Perencanaan Bisnis & HCM yang sebelumnya dijabat oleh Rebimun kini diisi oleh nama baru yakni Yudi Setiawan.
Adapun untuk posisi Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & Legal saat ini tidak ada perubahan dan masih dijabat oleh Mohammad Arif Iswahyudi. Begitu pula dengan Rully Noviandar yang saat ini masih tetap menjadi direktur utama PP Presisi.
Dengan adanya perubahan di jajaran direksi ini maka berikut susunan jajaran komisaris dan direksi PT PP Presisi Tbk. (PPRE) yang terbaru :
Daftar Anggora Dewan Komisaris :
Komisaris Utama : Yul Ari Pramuraharjo
Komisaris : Albert SM Simangunsong
Komisaris Independen : Indra Jaya Rajagukguk
Komisaris Independen : Nur Rochmad
Daftar Anggota Dewan Direksi
Direktur Utama : Rully Noviandar
Direktur Operasi : Rebimun (Update)
Direktur Perencanaan Bisnis & HCM : Yudi Setiawan (Update)
Direktur Keuangan, Manrisk & Legal: M. Arif Iswahyudi
Dari sisi kinerja keuangan perusahaan, Komisaris Independen PPRE Nur Rochmad menjelaskan bahwa pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 20 persen hingga 25 persen pada tahun ini.
Guna mencapai target tersebut, PPRE telah menyiapkan strategi yaitu meningkatkan manajemen aset perusahaan guna meningkatkan perolehan pasar pada pekerjaan sipil yang menjadi kontraktor utama serta lini bisnis jasa pertambangan dengan jangkauan pelayanan lebih luas seperti pembangunan jalan tambang, pembangunan jetty, pembangunan stockpile hingga menjalankan kegiatan mining operation maupun penyedia jasa hauling hasil tambang.
Untuk lini bisnis jasa pertambangan, perluasan jenis tambang yang menjadi fokus PPRE pada tahun ini diantaranya adalah nikel, batubara, emas dan bauksit. Sementara untuk lini bisnis pekerjaan sipil, PPRE akan fokus pada perolehan kontrak dari APBN maupun proyek-proyek strategis nasional sebagai kontraktor utama.
Bergeser ke pencapaian kontrak baru, Rochmad menyebut PPRE telah mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp5,24 triliun pada tahun 2022 lalu. Dimana dalam perolehan kontrak baru tersebut didominasi oleh pemberi kerja diluar PP Group, yakni sebesar 93 persen.
Berdasarkan segi lini bisnis, mayoritas perolehan kontrak baru tersebut berasal dari jasa pertambangan sebesar 55 persen. Kemudian diikuti dengan perolehan kontrak baru dari lini bisnis lainnya yakni pekerjaan sipil sebesar 41 persen dan pekerjaan struktur gedung serta beton sekitar 4 persen
Kontrak baru yang diperoleh dari lini bisnis jasa pertambangan berasal dari beberapa perusahaan pertambangan besar seperti PT Weda Bay Nickel Indonesia dan PT Hengjaya Mineralindo.
Dengan adanya perolehan kontrak baru dari jasa pertambangan ini, PPRE disebut optimisis dapat menjadi kontraktor jasa pertambangan terdepan yang dapat memberikan nilai tambah (value added) bagi kliennya dengan memberikan pelayanan terintegrasi dan berkualitas tinggi