PT Merdeka Battery Materials Tbk, salah satu perusahaan pertambangan nikel terbesar di Indonesia dengan kode saham MBMA ini menargetkan proyek pembangunan smelter nikel berteknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dapat rampung pada kuartal III/2023.
Manajemen MBMA menyampaikan bahwa perkembangan terkini dari proyek pembangunan smelter tersebut dilaporkan telah mencapai progres sebesar 91 persen.
Pembangunan smelter ini merupakan proyek kerja sama dengan PT Zhao Hui Nickel (ZHN) yang diharapkan rampung pada kuartal III/2023 mendatang dengan kapasitas mencapai 50.000 ton nikel NPI per tahun.
Selain proyek smelter nikel RKEF, ada pula beberapa progres kerja sama yang direalisasikan MBMA pada kuartal pertama 2023.
Progres kerja sama yang dimaksud tersebut seperti progres kerja sama dalam proyek pengembangan pabrik HPAL yang memproduksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) di Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP).
Dimana dalam proyek ini, MBMA bekerja sama dengan Brunp CATL yang ditandai secara simbolis melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) pada 16 Maret 2023
Rencananya fase pertama pembangunan pabrik HPAL ini akan memiliki kapasitas 120.000 ton per tahun (tpa) nikel dalam MHP yang dibagi menjadi dua bagian dengan masing-masing 60.000 tpa.
Tak hanya merealisasikan beberapa progres kerja sama di kuartal l/2023, rupanya MBMA juga telah menandatangani perjanjian bersyarat untuk mengakuisisi 60 persen saham di PT Huaneng Metal Industry (HNMI), fasilitas konversi nikel matte bermutu tinggi yang berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Adapun akuisisi ini dinilai memungkinkan MBMA untuk melakukan transisi pada aset RKEF-nya yang lebih besar berdasarkan pada nilai tambah produksi bahan baku baterai Kelas 1 dan menambah nilai pada produksinya.
Untuk tahun ini, MBMA telah mengoperasikan dua smelter RKEF yaitu PT Cahaya Smelter Indonesia (CSI) dan PT Bukit Smelter Indonesia (BSI).
PT Cahaya Smelter Indonesia (CSI) diproyeksikan dapat memproduksi 18.000 ton nikel dan PT Bukit Smelter Indonesia (BSIS) diperoyeksikan dapat memproduksi 20.000 ton nikel dengan biaya produksi sebesar US$13.000 hingga US$15.000 per ton.
Sekilas informasi dikutip dari laman E – IPO, PT Merdeka Battery Materials Tbk adalah salah satu pertambangan nikel terbesar di Indonesia.
PT Merdeka Battery Materials Tbk atau yang sebelumnya dikenal dengan nama PT Hamparan Logistik Nusantara) ini memiliki sumber daya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel di Tambang Nikel Konawe milik SCM (Tambang SCM).
Perusahaan ini menargetkan posisi untuk menjadi salah satu pemain global terdepan yang terintegrasi secara vertikal dalam rantai nilai bahan baku strategis dan ke depannya dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik.