Emiten produk sanitasi PT Uni Charm Indonesia Tbk. (UCID) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif di sepanjang semester I/2023.
Hal ini ditandai dengan adanya pertumbuhan laba bersih hingga mencapai Rp184,99 miliar atau naik sebesar 59,98 persen dibandingkan dengan capaian laba bersih di periode sama pada tahun 2022 lalu.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis pada Rabu (16/8/2023), pertumbuhan laba bersih ini membuat laba per saham naik. Laba per saham atau earning per share (EPS) naik dari yang sebelumnya sebesar Rp28 pada semester I/2022 menjadi Rp45 pada semester I/2023.
Capaian laba bersih tersebut ditopang oleh perolehan pendapatan yang naik sebesar 6,35 persen mencapai sebesar Rp5,38 triliun secara tahunan.
Berdasarkan segmen, perolehan pendapatan ini didominasi oleh pendapatan dari produk diapers yang menyumbang kontribusi senilai Rp4,27 triliun atau sebesar 79,38 persen dari total pendapatan bersih perseroan.
Sementara sisanya sekitar 20,62 persen berasal dari pendapatan produk non diapers yang menyumbang kontribusi senilai Rp1,10 triliun.
Seiring naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan perusahaan juga turut mengalami kenaikan sebesar 4,96 persen menjadi Rp4,34 triliun dibandingkan capaian beban pokok pendapatan di periode sama pada tahun lalu yang tercatat sebesar Rp4,13 triliun.
Meskipun begitu, UCID masih mampu mencatatkan kenaikan laba kotor 12,52 persen menjadi Rp1,04 triliun di sepanjang semester I/2023.
Setelah dikurangi berbagai macam beban yang dapat diefisienkan, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp184,99 miliar atau naik 59,98 persen dibandingkan periode sama pada tahun 2022 lalu yang tercatat hanya sebesar Rp115,63 miliar.
Pada paruh pertama tahun 2023, UCID mencatatkan penurunan jumlah aset menjadi Rp5,57 triliun dari yang sebelumnya sebesar Rp5,78 triliun di akhir tahun 2022.
Selain itu, jumlah liabilitas perseroan juga turun menjadi Rp3,06 triliun di akhir Juni 2023, dari yang sebelumnya sebesar Rp3,62 triliun di akhir Desember 2022.
Adapun jumlah ekuitas perseroan tercatat naik dari yang sebelumnya sebesar Rp5,29 triliun di 31 Desember 2022 menjadi Rp5,16 triliun di 30 Juni 2023.