PT Benteng Api Technic Tbk, Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Manufaktur & Perdagangan produk Refraktori (Material Tahan Api) dan Insulasi Tahan Panas ini tengah memulai masa penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan periode penawaran yang berlangsung hari ini tepatnya 3 hingga 6 Juni 2024.
Dikutip dari laman e-IPO, Calon emiten berkode saham BATR ini menetapkan harga penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) sebesar Rp 110 per saham.
Dalam prospektus terbaru yang dirilis, BATR menawarkan 620.000.000 (enam ratus dua puluh juta) saham atau setara 20,50% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp20 per saham.
Dengan jumlah saham dan harga yang ditawarkan, BATR memiliki potensi meraup dana segar dari IPO ini sebesar Rp68,2 miliar.
Guna membantu perusahaan dalam proses IPO, BATR menunjuk PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam Penawaran Umum Perdana (IPO / Initial Public Offering) saham ini.
Sebelum digelarnya masa penawaran umum ini, BATR telah melaksanakan masa penawaran awal atau book building dengan harga Rp100 hingga Rp115 per saham yang berlangsung dari 17 sampai dengan 21 Mei 2024.
Adapun jadwal pelaksanaan IPO Benteng Api Technic (BATR) adalah sebagai berikut :
– Masa penawaran awal : 17 – 21 Mei 2024
– Perkiraan tanggal efektif : 31 Mei 2024
– Perkiraan masa penawaran umum : 3 – 6 Juni 2024
– Perkiraan tanggal penjatahan : 6 Juni 2024
– Perkiraan distribusi saham secara elektronik : 7 Juni 2024
– Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia : 10 Juni 2024
Rencananya seluruh dana IPO yang diperoleh perusahaan dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui penawaran umum perdana saham ini :
– Sekitar 38,6520% (tiga puluh delapan koma enam lima dua nol persen) akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan dari pihak terafiliasi;
– Sekitar 10,0022% (sepuluh koma nol nol dua dua persen) akan digunakan untuk pembangunan dan perbaikan bangunan;
– Sekitar 5,6718% (lima koma enam tujuh satu delapan persen) akan digunakan untuk pembelian peralatan laboratorium;
– Sekitar 6,8449% (enam koma delapan empat empat sembilan persen) akan digunakan untuk pembelian mesin produksi;
– Dan sisanya sekitar 38,8291% (tiga puluh delapan koma delapan dua sembilan satu persen) akan digunakan sebagai Operational Expenditure (OPEX) berupa persediaan barang jadi dan bahan baku.