Sejumlah emiten BUMN konstruksi dikabarkan telah merilis perolehan kontrak baru yang diraihnya selama periode semester I/2024.
Emiten konstruksi yang dimaksud yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).
Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman kompas.com, telah dirincikan perolehan nilai kontrak baru dari masing – masing emiten tersebut.
Di sepanjang semester I/2024, WIKA tercatat menjadi salah satu emiten dengan perolehan kontrak baru terbanyak.
WIKA dilaporkan telah berhasil membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp 10,24 triliun pada paruh pertama tahun ini.
Perolehan kontrak baru WIKA tersebut berasal dari segmen industri yang menyumbang kontribusi sebesar 35,64 persen, infrastruktur dan gedung dengan kontribusi sebesar 29,23 persen, properti dengan kontribusi sebesar 19,66 persen, serta energy & industrial plant dengan kontribusi 15,47 persen.
Kemudian berdasarkan komposisi pemberi kerja, perolehan kontrak baru WIKA datang dari swasta sebesar 55,69 persen, pemerintah sebesar 27,99 persen, BUMN sebesar 15,89 persen dan investasi sebesar 0,42 persen.
Selain WIKA, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Adhi Karya juga menjadi salah satu emiten dengan nilai kontrak baru terbanyak setelah WIKA di sepanjang semester I/2024.
Adhi Karya tercatat berhasil membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp 10,2 triliun. raihan kontrak baru ADHI tersebut berupa proyek gedung dengan kontribusi sebesar 50 persen, sumber daya air (SDA) dengan kontribusi sebesar 32 persen, dan sisanya dari proyek jalan & jembatan, properti, manufaktur, dan EPC.
Adapun untuk sumber pendanaannya, perolehan kontrak baru ADHI didapat dari pemerintah sebesar 66 persen, swasta sebesar 29 persen, dan sisanya dari BUMN & lainnya.
Setelah WIKA dan ADHI, di posisi selanjutnya ada PTPP yang tercatat berhasil mengantongi nilai kontrak baru sebesar Rp 9,65 triliun di sepanjang semester I/2024.
Berdasarkan komposisi pemberi kerja, perolehan kontrak baru PTPP berasal dari pemerintah sebesar 56 persen, swasta sebesar 24 persen, dan BUMN sebesar 20 persen.
Kemudian dari segi jenis proyek, kontrak baru tersebut ditopang oleh proyek jalan dan jembatan yang menyumbang kontribusi sebanyak 55 persen, gedung sebesar 39 persen, pelabuhan sebesar 4 persen, industri sebesar 1 persen, dan proyek lainnya sebesar 1 persen.
Adapun emiten BUMN Konstruksi ke empat yang juga berhasil menorehkan nilai kontrak baru terbanyak di sepanjang semester I/2024 yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dengan nilai kontrak baru sebesar Rp 2,9 triliun.
Nilai kontrak baru tersebut, mayoritas berasal dari pengembangan bisnis, alias perolehan dari anak usaha, dengan total nilai kontrak baru mencapai Rp 2,2 triliun. Sementara sisanya merupakan kontrak baru dari pemerintah dan BUMN.