PT Adaro Energy Indonesia Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara dengan kode saham ADRO ini telah menyerap anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$269 juta atau setara Rp4,03 triliun (kurs jisdor Rp15.000) di sepanjang semester I/2023.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir menjelaskan bahwa realisasi capex di sepanjang paruh pertama tahun ini meningkat sebesar 71 persen dibandingkan realisasi capex di periode semester I/2022 yang tercatat hanya sebesar US$157 juta.
Anggaran belanja modal tersebut akan digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal, investasi awal pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya, serta investasi pada infrastruktur.
Dengan pertumbuhan belanja modal ini, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir mengungkapkan bahwa pihaknya optimis mencapai target kinerja tahun ini dengan dukungan yang solid di masing-masing bisnis.
Bila melihat laporan keuangan perusahaan, ADRO melaporkan arus kas keluar bersih yang digunakan pada aktivitas investasi sebesar US$251 juta atau naik 40 persen dari semester I/2022. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya peningkatan 77 persen pada pembelian aset tetap hingga menjadi US$262 juta.
Selain itu, ada pula aset tetap yang juga mengalami kenaikan hingga mencapai US$1,55 miliar per Juni 2023 atau naik sebesar 14 persen dibandingkan akhir Juni 2022.
Kenaikan tersebut terjadi karena adanya peningkatan belanja modal pada periode ini yang terutama digunakan untuk alat berat, kapal, dan smelter aluminium.
Sebagai informasi, PT. Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) adalah perusahaan pertambangan batu bara terpadu yang berbasis di Indonesia.
Beroperasi secara komersial sejak Juli 2005, ADRO dan anak perusahaannya bergerak dalam bidang pertambangan batubara, perdagangan batubara, jasa kontraktor penambangan, infrastruktur, logistik batubara dan kegiatan pembangkit tenaga listrik.