PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) menargetkan perolehan nilai kontrak baru sebesar Rp25 triliun hingga Rp28 triliun pada tahun 2025.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan ADHI, Rozi Sparta dalam keterangan resminya baru – baru ini.
Rozi memproyeksikan perolehan kontrak baru yang ditargetkan tersebut sebagian besar datang dari proyek-proyek yang dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) dan proyek-proyek BUMN.
Kemudian beberapa proyek yang berasal dari skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) serta investasi mandiri perusahaan.
Meski target kontak baru di tahun ini sudah ditetapkan, Rozi menyebut angka tersebut masih dalam tahap proyeksi dan belum final.
Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan perolehan nilai kontrak ADHI di sepanjang tahun 2024 yang mencapai sebesar Rp20 triliun.
Adapun kontrak baru ADHI di tahun 2024 lalu tersebut sebagian besar berasal dari proyek konstruksi Gedung.
Hal ini terlihat dari perolehan kontrak baru yang diraihya sampai September 2024, dimana ADHI mencatatkan kontrak baru senilai Rp14,2 triliun yang sebagian besar didominasi oleh proyek pengerjaan gedung sebesar 46%.
Kemudian diikuti dengan proyek sumber daya air sebesar 30%, dan sisanya jalan & jembatan, properti, manufaktur, dan EPC sebesar 24%.
Berdasarkan sumber pendanaan, perolehan kontrak baru ini bersumber dari pemerintah sebesar 54%, loan sebesar 9%, BUMN/BUMD sebesar 19%, dan swasta sebesar 18%.
Berdasarkan lini bisnisnya, Perolehan kontrak baru masih didominasi 90% dari lini Engineering & Konstruksi, 4% dari bisnis Property & Hospitality, 4% dari bisnis Manufaktur, dan Investasi & Konsesi sebesar 2%.
Dengan target yang ambisius pada tahun 2025, Adhi Karya berkomitmen terus berupaya memperkuat portofolio proyeknya di berbagai sektor strategis, sejalan dengan kontribusi perusahaan dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional.