Emiten perkebunan kelapa sawit dan CPO Rajawali Group milik konglomerat Peter Sondakh, PT Eagle High Plantation Tbk. (BWPT) mencatatkan laba bersih hingga mencapai Rp104 miliar per kuartal III/2023.
Pertumbuhan positif tersebut didukung oleh penerapan praktik agronomi yang dilakukan BWPT sehingga mampu bertahan dalam kondisi El – Nino.
Meski sebagian besar tren produksi di perkebunan sawit mengalami penurunan, Direktur Utama BWPT Henderi Djunaidi menyampaikan BWPT berhasil menjaga produksi kebun sawit tetap stabil dengan volume penjualan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan palm kernel (PK) yang meningkat.
Adapun volume penjualan minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (PK) BWPT tercatat mengalami peningkatan sebesar 8% atau naik dari 242.376 MT menjadi 260.711 MT secara tahunan atau year-on-year (YoY).
Kemudian penjualan PK meningkat sebesar 4%, dari yang sebelumnya 44.133 MT menjadi 46.009 MT dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Dari segi pendapatan usaha, BWPT mencatatkan penurunan tipis sebesar 6,4% hingga Rp 3,22 triliun dibandingkan dengan pendapatan perseroan hingga September 2022 lalu yang tercatat sebesar Rp 3,44 triliun.
Penurunan pendapatan ini disebabkan oleh koreksi rata-rata harga pasar CPO dan PK yang signifikan pada kuartal III/2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski pendapatan menurun, gross profit margin dan operating margin BWPT mengalami peningkatan sebesar 3%. Peningkatan tersebut merupakan hasil peningkatan produktivitas tanaman karena penerapan praktik agronomi dan efisiensi biaya.
Melihat capaian hingga kuartal III tahun ini, BWPT optimis dapat melanjutkan tren pertumbuhan double digit secara finansial dan operasional di tahun 2023.