/Hitung-Hitung Prediksi Saham TRGU, CHEM, ARKO yang Resmi Melantai Hari Ini

Hitung-Hitung Prediksi Saham TRGU, CHEM, ARKO yang Resmi Melantai Hari Ini

PT Cerestar Indonesia Tbk. (TRGU), PT Chemstar Indonesia Tbk. (CHEM) dan PT Aryoka Hydro Tbk. (ARKO) resmi masuk bursa hari ini, Jumat (8/7). Prediksi pun mengemuka menyoal potensi saham. Apakah saham tersebut dapat mencapai batas teratas atau auto reject atas (ARA)?

Auto rejection merupakan aturan pembatasan minimum atau maksimum terkait dengan kenaikan dan penurunan harga saham dalam jangka waktu satu hari perdagangan di bursa. Auto rejection diterapkan agar memastikan perdagangan saham berjalan dengan kondisi yang wajar.

Jika saham berfluktuasi dengan harga tinggi dan menembus batas atas atau bawah, sistem bursa akan menolak ‘order’ dengan otomatis. Mekanisme ini ditentukan oleh BEI.

Pada kondisi saham yang terus mengalami kenaikan, akan dikategorikan ARA. Batas auto rejection yang berlaku selama kondisi pandemi, seperti saat ini, untuk rentang harga Rp50-200 berlaku ARA 35%, selanjutnya untuk Rp200-5.000 berlaku ARA 25%, sedangkan untuk nilai Rp5.000 ke atas berlaku ARA 20%.

Sementara itu, untuk batas ARB selama pandemi diubah menjadi 7% untuk ketiga rentang saham tersebut atau diistilahkan dengan auto reject asimetris. Penerapan ini dimaksudkan agar dapat menahan penurunan harga saham atau IHSG secara signifikan.

PT Cerestar Indonesia Tbk. (TRGU), PT Chemstar Indonesia Tbk. (CHEM) dan PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO) akan menjadi perusahaan yang terdaftar berturut-turut ke-24-26 di BEI per Juli 2022.

PT Cerestar Indonesia Tbk. (TRGU) sendiri mengincar sebanyak-banyaknya Rp315 miliar melalui penawaran umum perdana saham atau IPO. Saham dipatok dengan harga RP210/saham dan maksimal 1,5 miliar saham atau 18,88% dari seluruh modal yang disetor perseroan setelah IPO.

TRGU telah rampung melaksanakan penawaran umum pada 4-6 Juli 2022. Dana yang terhimpun akan digunakan sebagai tambahan modal untuk dua anak usaha Cerestar Indonesia yaitu PT Harvestar Flour Mills (HFH) dan PT Agristar Grain Industry (AGY).

Sekira 46,67% akan diperuntukkan sebagai modal pembelian mesin baru demi meningkatkan kapasitas produksi HFH dengan target 600 ton/hari. Sekira 20% dana akan dialokasikan untuk pembelian tanah di Kawasan Industri Gresik sebagai tambahan fasilitas penunjang produksi HFM. Sisa 33,3% akan digunakan untuk membangun fasilitas gudang dan pengepakan AGY yang berlokasi di Cilegon.

Beralih ke emiten lain yang juga melantai hari ini, Chemstar Indonesia (CHEM). Perseroan yang memiliki lini bisnis utama di bidang industri dan perdagangan baham kimia untuk tekstil ini telah melaksanakan penawaran umum perdana saham pada 4-6 Juli 2022. CHEM tercatat mematok harga beli bagi pemesan saham di pasar perdana senilai Rp150/saham.

CHEM melepas sebanyak-banyaknya 500 juta saham baru, yang merupakan saham biasa atas nama, dengan nominal Rp25/saham atau sebanyak-banyaknya 29,41% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

CHEM menargetkan meraup dana segar sebesar Rp75 miliar yang 27,87% akan dialokasikan untuk pembelian tanah dan bangunan yang saat ini telah digunakan oleh perseroan. Peruntukkan pembelian akan digunakan sebagai pabrik dan kantor operasional. Sementara sisanya, 72,13% akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO) menargetkan dapat meraup total sampai dengan Rp173,97 miliar dari penawaran umum saham perdana. Perusahaan yang bergerak di bidang pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) ini akan menawarkan sebanyak-banyaknya 579,9 juta saham atau 20% dari total modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana saham dan merupakan saham baru dengan harga Rp25/saham. ARKO tercatat menetapkan harga bagi pemesan saham di pasar perdana seharga Rp300/saham.

Untuk peruntukkannya sendiri, sekira 63% dari dana yang terkumpul akan dialokasikan untuk tambahan investasi pada anak usaha yang akan dimaksimalkan untuk pembangunan proyek-proyek EBT perusahaan. Secara rinci, 54% akan disuntikkan ke PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29% di Arkora Energi Baru, dan 17% ditempatkan di PT Arkora Tenaga Matahari. Sisanya, sekira 37% digunakan untuk pelunasan kewajiban jangka pendek.