/Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Siapkan Strategi Baru Di Tengah Pasar Semen Yang Jenuh
Dok. instagram harmoni3roda
Dok. instagram harmoni3roda

Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Siapkan Strategi Baru Di Tengah Pasar Semen Yang Jenuh

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri semen dengan kode saham INTP ini nampaknya masih berusaha mempertahankan bisnisnya di tengah kondisi kelebihan pasokan (overcapacity) yang melanda industri semen Indonesia pada sepanjang tahun ini atau 2023.  

Seperti diketahui sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan bahwa saat ini industri semen Indonesia masih mengalami overcapacity sebesar 51,8 juta ton atau sebesar 45%. Adapun persentase overcapacity terbesar terjadi di Pulau Jawa dengan jumlah lebih dari 55,4%.

Namun meski terjadi overcapacity di industri semen, Corporate Secretary Indocement Tunggal Prakarsa Dani Handajani menyampaikan bahwa INTP selalu berupaya untuk terus meningkatkan kinerjanya.

Bahkan pada tahun ini, Manajemen INTP menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 2% sampai 4% atau sejalan dengan pertumbuhan pasar semen nasional.

Dimana hingga Mei 2023, penjualan semen INTP telah mencapai 6,3 juta ton atau naik 10% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Dengan kinerja penjualan yang diraihnya tersebut, INTP optimis target pertumbuhan penjualan perusahaan dapat tercapai.

Guna mencapai target tersebut, INTP telah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya dengan meluncurkan produk baru bernama “Semen Jempolan” sebagai upaya untuk menghadapi persaingan ketat di beberapa daerah, seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Selain meluncurkan produk baru, INTP juga berencana meningkatkan utilitas pabrik dan memanfaatkan pabrik semen Maros di Sulawesi Selatan untuk penetrasi pasar yang lebih luas di wilayah Indonesia Timur serta meningkatkan ekspor semen INTP sebanyak 2-3 kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu sekitar 300.000.

Dani menyebut saat ini utilitas pabrik semen INTP berada di kisaran 60%-65% dan diyakini naik ke level 70% seiring dengan peningkatan permintaan produk semen di tengah maraknya berbagai proyek infrastruktur dan bangunan di Indonesia pada semester ll/2023

Hal ini sejalan dengan upaya Kemenperin yang tengah mendorong ekspor produk semen nasional sebagai langkah antisipasi kelebihan pasokan semen di dalam negeri.