PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) membukukan kinerja impresif sepanjang 2022 dengan pertumbuhan laba tahun berjalan yang sangat signifikan. Hal itu terungkap dalam Laporan Keuangan Konsolidasian PT Tugu Reasuransi Indonesia dan Entitas Anak untuk tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2022 dan 2021, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, RSM Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan audited tersebut, laba tahun berjalan Tugure pada 2022 tercatat senilai Rp101,28 miliar. Realisasi itu bertumbuh hingga 277% dibandingkan tahun 2021 (year-on-year/yoy) dengan laba tahun berjalan senilai Rp26,86 miliar.
Jumlah pendapatan perseroan turut didukung oleh pertumbuhan premi reasuransi dan hasil investasi. Tugure sepanjang tahun lalu membukukan premi reasuransi bruto senilai Rp2,81 triliun atau meningkat 24,16% (yoy). Pada saat yang sama, hasil investasi perseroan tumbuh 25,13% (yoy) yakni dari Rp109,89 miliar pada 2021 menjadi Rp137,50 pada 2022.
Di sisi lain, jumlah beban Tugure tercatat meningkat 12,10% (yoy) menjadi Rp2,08 triliun dengan nilai klaim bruto sepanjang 2022 mencapai Rp1,29 triliun atau turun 8,62% (yoy).
Direktur Teknik Tugure, Fadlil Iswahyudi mengapresiasi kinerja seluruh jajaran perseroan sehingga mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis yang tangguh di tengah tantangan ekonomi baik secara global maupun nasional.
Sementara itu, penurunan nilai klaim bruto TuguRe sepanjang tahun lalu tak lepas dari kebijakan perseroan dalam mengurangi eksposurnya terhadap sebagian bisnis kebakaran. Pihaknya meminimalkan potensi klaim dari lini bisnis dengan histori klaim yang tinggi.
Di sisi lain, Tugure mampu memaksimalkan hasil investasi dengan strategi penataan portofolio yang terukur sejalan dengan kian kondusifnya kondisi ekonomi.
“Hasil itu membuktikan ketangguhan dan prospek menjanjikan Tugure yang sebelumnya telah mendapatkan pengakuan dari Fitch Ratings Indonesia yang mempertahankan peringkat National Insurer Financial Strength (IFS) TuguRe di ‘A+(idn)’ dengan Outlook Stabil sejak tahun 2017” jelasnya.
Adapun, laporan tersebut juga menunjukkan nilai aset Tugure per 31 Desember 2022 meningkat 20,44% (yoy) menjadi Rp5,24 triliun dari Rp4,35 triliun pada tahun sebelumnya. Ekuitas perusahaan juga tumbuh yakni 5,76% (yoy) menjadi Rp1,50 triliun.
Dengan realisasi positif sepanjang 2022 itu, Tugure optimistis untuk memacu pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan pada 2023. Fadlil mengatakan pihaknya meyakini bahwa sektor asuransi masih menjadi penopang ekonomi nasional. Terlebih lagi, setelah pandemi Covid-19 melanda masyarakat semakin sadar mengenai pentingnya asuransi.