/Pakuwon Jati (PWON) Catat Laba Bersih Rp1,66 Triliun Hingga Kuartal III/2024
Dok. Pakuwon Jati
Dok. Pakuwon Jati

Pakuwon Jati (PWON) Catat Laba Bersih Rp1,66 Triliun Hingga Kuartal III/2024

Emiten properti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatat pertumbuhan laba bersih sebanyak dua digit selama periode Januari – September 2024,

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Selasa (29/10), laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 1,66 triliun hingga kuartal III/2024.

Angka ini tumbuh sebesar 11,79% secara tahunan atau Year on Year (YoY) jika dibandingkan dengan perolehan laba bersih yang diraihnya hingga per kuartal III/2023 dengan jumlah sebesar Rp 1,48 triliun.

Seiring dengan meningkatnya laba bersih, pendapatan emiten pengelola Tunjungan City Superblock ini juga tumbuh sebesar 4,74% secara tahunan atau YoY menjadi Rp 4,78 triliun per September 2024.

Jumlah pendapatan tersebut naik jika dibandingkan capaian pendapatan yang diraihnya selama periode yang sama di tahun 2023. Dimana hingga per kuartal III/2023, PWON hanya meraup Rp 4,56 triliun.

Dalam perolehan tersebut, pendapatan sewa ruangan berkontribusi sebesar Rp 1,5 triliun dan pendapatan dari apartemen servis berkontribusi sebesar Rp 58,79 miliar atau meningkat 11,91% YoY.

Selain itu, terdapat juga pendapatan dari kontrak pelanggan PWON yang menyumbang kontribusi mencapai Rp 3,22 triliun dalam sembilan bulan pertama di tahun 2024 atau meningkat sebesar 3% secara tahunan dari yang sebelumnya sebesar Rp 3,12 triliun di sepanjang sembilan bulan pertama di tahun 2023.

Tak hanya melaporkan kinerja dari sisi keuangan, PWON juga melaporkan kinerja dari sisi neraca dengan membukukan pertumbuhan total aset sebesar 5,51% secara tahunan dari yang sebelumnya sebesar Rp 32,71 triliun per 31 Desember 2023 menjadi Rp 34,51 triliun per 30 September 2024.

Adapun pertumbuhan total aset ini diikuti juga dengan kenaikan jumlah liabilitas PWON mencapai Rp 10,21 triliun serta kenaikan total ekuitas PWON mencapai Rp 24,29 triliun.