PT Total Bangun Persada Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi dengan kode saham TOTL ini mencatatkan kinerja keuangan yang positif di sepanjang kuartal I/2023.
Hal ini ditandai dengan pertumbuhan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp29,68 miliar atau naik sebesar 8,65 persen dibandingkan kuartal I/2022 yang tercatat sebesar Rp27,31 miliar.
Pertumbuhan laba bersih ini juga diikuti dengan kenaikan pendapatan usaha hingga mencapai Rp618,86 miliar atau naik sebesar 3,80 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp596,17 miliar.
Pendapatan usaha tersebut ditopang oleh segmen jasa konstruksi pihak ketiga seperti PT Depok Logistik Properti, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Sayana Integra Properti dan lainnya dengan nilai total sebesar Rp612,57 miliar. Kemudian segmen sewa properti sebesar Rp3,43 miliar, penjualan unit properti sebesar Rp2,48 miliar dan sewa peralatan sebesar Rp372,37 juta.
Adapun untuk beban pokok TOTL mengalami pertumbuhan sebesar 2,69 persen menjadi Rp531,51 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp517,88 miliar.
Beban pokok tersebut terdiri atas beban kontrak jasa konstruksi sebesar Rp523,83 miliar, beban pendapatan sewa sebesar Rp6,05 miliar dan beban penjualan unit properti sebesar Rp1,62 miliar.
Sementara itu masih ada beban masih harus dibayar merupakan beban terutang dalam pelaksanaan proyek kontraktor yang telah menjadi kewajiban, namun belum jatuh tempo sebesar Rp865,11 miliar.
Peningkatan beban pokok ini diikuti dengan kenaikan laba kotor TOTL yang tercatat sebesar Rp87,34 miliar atau naik tipis dari periode tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp78,29 miliar.
Selain itu, TOTL juga memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp2,58 triliun di sepanjang 2022 atau meningkat 22,85 persen dari capaian tahun 2021 lalu yang hanya sebesar Rp2,1 triliun.
Sekretaris Perusahaan TOTL Anggie S. Sidharta menjelaskan bahwa beberapa proyek pembangunan yang diperoleh dari kontrak baru tersebut adalah sekolah, hotel, pusat perbelanjaan, industri, perkantoran, dan bangunan mixed-used.
Capaian kontrak baru tersebut telah melebihi dari target yang ditetapkan sebelumnya, yakni senilai Rp2 triliun untuk tahun 2022. Sementara pada tahun ini, kontrak baru ditargetkan dapat mencapai Rp2,6 triliun atau tumbuh sebesar 30 persen dari target tahun 2022.