Emiten nikel Grup Harita, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) membukukan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp17,29 triliun di sepanjang kuartal III/2023.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, Harita Nickel mencatatkan kenaikan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar 135,11% menjadi Rp17,29 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp7,35 triliun.
Adapun pendapatan tersebut ditopang oleh segmen pengolahan nikel sebesar Rp14,86 triliun dan penambangan nikel sebesar Rp2,43 triliun. Segmen pengolahan nikel juga masih ditopang oleh kontrak dengan pihak ketiga yaitu Lygend Resources and Technology Co.Ltd. sebesar 40%.
Manajemen NCKL mengungkapkan bahwa kontribusi pendapatan dan laba bersih yang meningkat di tengah harga nikel yang melemah ditopang oleh peningkatan kapasitas produksi di smelter High Pressure Acid leach (HPAL) dan smelter Rotary kiln Electric Furnace (RKEF).
Seiring dengan pendapatan yang melonjak, beban pokok penjualan juga tercatat meningkat menjadi Rp11,16 triliun. Beban ini naik sebesar 210,33% dibandingkan capaian di periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,59 triliun.
Selain itu, NCKL juga mencatatkan beban penjualan menjadi Rp1,05 triliun dari sebelumnya sebesar Rp623,04 miliar. Kemudian diikuti dengan beban lainnya yang juga ikut melambung menjadi Rp3,03 miliar dari yang sebelumnya sebesar Rp620 juta.
Alhasil, laba kotor tercatat sebesar Rp6,13 triliun naik sebesar 63,14% dibandingkan capaian di periode yang sama pada tahun lalu yakni sebesar Rp3,75 triliun. Sementara itu laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp4,46 triliun atau naik dibandingkan periode lalu sebesar Rp3,60 triliun.
Sekilas informasi, PT. Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita group) adalah salah satu perusahaan tambang nikel yang berlokasi di Desa Kawasi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Trimegah Bangun Persada menjadi bagian dari Harita Grup yakni perusahaan milik konglomerat tertua di Indonesia Lim Hariyanto Wijaya Sarwono yang merupakan kakek terkaya (94 tahun) atau orang terkaya ke-19 di Indonesia dengan kekayaan US$ 1,2 miliar versi Forbes Real Time Billionaires.