PT United Tractors Tbk. (UNTR) kembali memperluas portofolio bisnisnya dengan mendirikan perusahaan baru yang berfokus pada pengolahan nikel. Langkah ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi grup untuk mengurangi ketergantungan terhadap bisnis batu bara dan memperkuat penetrasi di sektor mineral strategis.
Sekretaris Perusahaan United Tractors, Ari Setiyawan, menjelaskan bahwa entitas baru tersebut dinamakan PT Nusantara Industri Nikel Lestari (NINL). Perusahaan ini didirikan melalui anak usaha UNTR, PT Danusa Tambang Nusantara (DTN).
Ari menyampaikan bahwa NINL akan menjalankan kegiatan usaha di bidang industri pembuatan logam dasar bukan besi serta perdagangan besar logam dan bijih mineral, yang menjadi sektor penting dalam rantai pasok industri baterai dan kendaraan listrik.
Pembentukan NINL diposisikan sebagai langkah lanjutan UNTR dalam memperluas kegiatan usaha di luar inti bisnis batu bara. Diversifikasi tersebut ditempuh melalui perusahaan-perusahaan terkendali, dengan menitikberatkan pada pengembangan jasa dan fasilitas pengolahan nikel yang tengah menjadi komoditas strategis dalam transisi energi global.
Dari sisi struktur permodalan, NINL dimiliki oleh DTN dengan porsi 99,9% atau setara Rp9,99 miliar. Sisanya, sebesar 0,1% atau Rp10 juta, dimiliki oleh PT Energia Prima Nusantara (EPN). Ari menegaskan bahwa penyertaan saham kedua entitas tersebut tidak memberikan dampak material terhadap operasional, aspek hukum, maupun kondisi keuangan UNTR pada saat ini.
Selain mendirikan NINL, United Tractors saat ini telah mengoperasikan bisnis penambangan dan pengolahan nikel melalui dua entitas lain. Entitas pertama adalah PT Stargate Pasific Resources (SPR) yang mengelola tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Hingga kuartal IV/2024, SPR mencatat penjualan bijih nikel sebanyak 1.975 ribu wet metric ton (wmt), terdiri atas 693 ribu wmt saprolit dan 1.282 ribu wmt limonit.
Entitas kedua adalah Nickel Industries Limited (NIC), perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi yang sebagian sahamnya sebesar 19,99% dimiliki UNTR.
Periode 12 bulan sejak kuartal terakhir 2023 hingga sembilan bulan pertama 2024 menunjukkan kontribusi berupa equity income dari operasional NIC. Melalui fasilitas Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), NIC membukukan penjualan logam nikel sebesar 34,4 ribu ton pada kuartal IV/2023 dan 96,3 ribu ton pada sembilan bulan 2024.
Dengan pendirian NINL, United Tractors mempertegas komitmennya untuk memperluas peran dalam industri nikel nasional, sekaligus menyelaraskan strategi bisnis dengan kebutuhan industri energi baru terbarukan yang terus berkembang.









































