Proyek pembangunan Jalan Tol Akses Patimban di Jawa Barat yang kabarnya tak akan lama lagi segera dimulai ini turut melibatkan sebanyak 5 emiten konstruksi di Tanah Air.
Hal ini ditandai dalam penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), Perjanjian Penjaminan serta Perjanjian Regres Jalan Tol Akses Patimban yang digelar pada Selasa, 24 Januari 2023.
Sebanyak lima emiten konstruksi ini turut serta menjadi bagian dari konsorsium pemenang lelang proyek pembangunan Jalan Tol Akses Patimban melalui pembentukan perusahaan patungan (Joint venture) bernama PT Jasamarga Akses Patimban (JAP).
Hal ini tertuang dalam Surat No. 45/BPJT/L/APTB/2022 tentang Pengumuman Hasil Pelelangan Jalan Tol Akses Patimban yang dirilis tanggal 12 Desember 2022.
Sekilas informasi, Joint venture adalah istilah dari usaha gabungan antara dua atau beberapa perusahaan untuk menjalin bisnis bersama dalam suatu perusahaan, baik perusahaan yang sudah ada atau perusahaan yang akan didirikan.
Adapun lima emiten konstruksi yang terlibat dalam proyek tersebut adalah sebagai berikut :
– PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dengan kepemilikan saham sebesar 55%,
– PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) dengan kepemilikan saham sebesar 22%,
– PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dengan kepemilikan saham sebesar 6%,
– PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) dengan kepemilikan saham sebesar 6%,
– PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dengan kepemilikan saham sebesar 6%.
Dari kelima emiten konstruksi yang disebutkan di atas, salah satu diantaranya yaitu PT Jasa Marga menjadi pemegang saham mayoritas dengan melakukan penyertaan saham pada PT Jasamarga Akses Patimban sebesar Rp 13,75 miliar atau sebanyak 13.750 lembar saham. Jumlah ini setara dengan 55% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor dalam PT Jasamarga Akses Patimban.
Kemudian diikuti PT Nusa Raya Cipta Tbk dengan penyertaan saham sebesar Rp5,5 miliar atau setara dengan 22% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor dalam PT Jasamarga Akses Patimban.
Lalu terdapat 3 emiten konstruksi lainnya seperti PT Adhi Karya, PT Pembangunan Perumahan dan PT Wijaya Karya dengan penyertaan saham masing – masing sebesar Rp1,5 miliar atau setara dengan 6% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor dalam PT Jasamarga Akses Patimban.
PT Jasamarga Akses Patimban dibentuk untuk melaksanakan pengusahaan Jalan Tol Akses Patimban yang meliputi pendanaan, perencanaan teknik, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan pemeliharan jalan tol, serta menjalankan aktivitas jalan tol atau usaha-usaha lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian menjelaskan bahwa Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban menjadi prioritas pemerintah untuk segera dibangun mengingat jalan tol ini akan menjadi penunjang fungsi Pelabuhan Patimban yang menjadi pusat ekspor mobil dari dalam negeri.
Sebagai informasi, Jalan Tol Akses Patimban sepanjang 37,05 km ini dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp 5,02 triliun dan masa konsesi selama 50 tahun.
Jalan tol yang dibangun melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) ini terbagi menjadi 5 seksi. Pembangunan Seksi 1 Junction Cipendeuy-Simpang Susun (SS) Cipendeuy dan Seksi 2 SS Cipendeuy-SS Pasir Bungur dengan total sepanjang 14,11 Km dikerjakan oleh BUJT PT JAP.
Sementara untuk pembangunan seksi lainnya yakni Seksi 3 SS Pasir Bungur-SS Tambak Dahan, Seksi 4 SS Tambak Dahan-SS Pusakanegara dan Seksi 5 SS Pusakanegara-Patimban dengan total sepanjang 22,94 Km dikerjakan oleh Pemerintah.
Apabila sudah terbangun, Jalan Tol Akses Patimban ini nantinya akan menjadi jalan tol yang menghubungkan akses antara Kawasan Industri di Jawa Barat dengan Pelabuhan Patimban.
Kehadiran jalan tol ini juga diharapkan akan meningkatkan konektivitas Pelabuhan Patimban sebagai salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia yang ditargetkan beroperasi pada September 2024 mendatang.