Emiten energi, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), menargetkan kinerja pendapatan yang solid hingga akhir 2025. Perseroan optimistis capaian sepanjang tahun akan tumbuh signifikan, meski dari sisi laba bersih masih dibayangi kerugian akibat faktor non-operasional.
Direktur TOBA, Juli Oktarina, menyampaikan bahwa pendapatan semester I/2025 tercatat sebesar US$172,2 juta. Dengan tren kinerja yang ada, perseroan memproyeksikan angka tersebut berpotensi melonjak dua kali lipat menjadi sekitar US$344 juta hingga tutup tahun.
Namun, dari sisi laba bersih, Juli mengakui TOBA diperkirakan akan membukukan kerugian. Hal ini disebabkan adanya kerugian divestasi non-kas dari dua anak usaha pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang mencapai US$96 juta. Ia menegaskan bahwa kerugian ini hanya bersifat sekali saja, mengingat transaksi divestasi telah tuntas.
Meski demikian, kerugian tersebut dinilai tidak berdampak pada arus kas, justru menghasilkan tambahan dana segar berupa pemasukan ke dalam kas TOBA sebesar US$ 123,6 juta.
Dalam kesempatan yang sama, SVP Corporate Finance & Investor Relations TOBA, Mirza Hippy, menambahkan bahwa kinerja perusahaan masih dipengaruhi kondisi pasar batu bara yang cenderung melemah sepanjang tahun.
Kendati demikian, ia melihat adanya tanda-tanda perbaikan harga dalam beberapa pekan terakhir.
Mirza juga menekankan bahwa laporan kinerja kuartal II-2025 belum sepenuhnya mencerminkan hasil akuisisi bisnis pengelolaan limbah di Singapura yang rampung pada akhir Maret lalu.
Menurutnya, kontribusi dari lini bisnis baru tersebut akan mulai terlihat lebih signifikan pada laporan keuangan akhir tahun.
Dengan strategi diversifikasi bisnis dan tambahan likuiditas dari divestasi, TOBA berharap mampu menjaga kinerja tetap positif di tengah fluktuasi pasar energi global.